3. ‘Ulumul Qur’an pada masa Sahabat dan Tabi’in
 Seiring berjalannya waktu, para sahabat dan tabi’in bersungguh-sungguh melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat serta meneruskan perjuangan mereka dalam menyampaikan makna-makna Al-Qur’an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda dalam memahami, dan karena adanya perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW, hal inilah diteruskan oleh murid-murid mereka, yaitu para tabi’in.
Diantaranya para Musafir yang terkenal dari pada sahabat adalah:
1) Empat orang khalifah (Abu Bakar,’Umar,’Utsman dan ‘Ali)
2) Ibnu Mas’ud
3) Ibnu ‘Abbas
4) Ubai bin Ka’ab
5) Zaid bin Tsabit
6) Abu Musa al-asy’ari
7) ’Abdullah bin Zubair.
 Perkembangan Al-Qur’an menghadapi banyak peningkatan disetiap masanya dan tibalah kita pada zaman modern. Pada zaman modern para para tokoh Islam mengembangkan sebuah pemikiran baru dimana mereka menggabungkan dan mengaitkannya kembali dengan perkembangan pengetahuan modern dengan ilmu-ilmu Al-Qur’an. Kemudian munculah sebuah gerakan baru dimana ia memunculkan banyak karangan-karangan Islami dengan corak modern. Ada sebagian kitab yang muncul pada masa modern ini diantaranya: I’jaz Al-Qur’an karangan Musthafa Shadiq Rafi’I, Kitab al-Tashwir al-Fann fi al-Quran, Fi zhilal al-Quran dan Masyahid al-Qiyamah fi al-Quran yang merupakan karangan Sayyid al-Quthb, terjemah Al-Qur’an karangan Syekh al-Maraghi, al-Naba al-Azim karangan Muhammad Abd Allah al-Darazz dan Mahasin al-Ta’wil oleh Jamal al-Din al-Qasimi di tahun 1332 H.