Foto Kwee di Rumah Ibadah Tridharma
Foto Kwee di Rumah Ibadah Tridharma
“Untuk menghargai jasanya, setiap tanggal 31 Juli kami memperingati hari Tridharma. 31 Juli adalah tanggal lahir Kwee Tek Hoay. Ini untuk mengenang cita-cita Kwee Tek Hoay yang perlu kita pelihara.”
Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa jurusan sastra yang justru tak mengenal Kwee Tek Hoay. Kurikulum nasional tidak memasukan peran Kesastraan Melayu Tionghoa, apalagi menyebut nama Kwee.
Dosen Sastra Universitas Indonesia Ibnu Wahyudi mengatakan, kurikulum sastra di Indonesia masih menyisakan warisah kolonial Belanda.
“Dipopulerkan oleh HB Jassin dan Teuww itu kan mulainya Balai Pustaka. Sebuah periodisasi yang tidak jujur. Dasarnya kan kolonial. Balai pustaka kan dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda. Kalau kita tidak memasukan pengarang Melayu Tionghoa, Indo, dan pengarang pribumi, tentu itu penghianatan sejarah. Itu sangat kolonialistis.”
Ibnu menambahkan, Univesitas Indonesia sudah sepuluh tahun ini memberi ruang satu mata kuliah pengkajian kesasteraan Melayu Tionghoa.
Sementara Pejabat Kementerian Pendidikan Bidang Bahasa Fahirul Zabadi mengatakan, pemerintah akan mengkaji peran Kwee dalam sastra Indonesia.
“Mana karya sastra yang memiliki nilai bagus akan diajarkan pada siswa. Apakah nanti berasal dari Melayu Tionghoa, Bugis, Minang, atau daerah lain, itu tidak kita utamakan. Yang penting nilai-nilainya bermanfaat untuk pembelajaran anak didik kita.”
Sebagai bentuk pengakuan awal, pada Hari Pahlawan November lalu pemerintah memberikan penghargaan Budaya Parama Dharma kepada Kwee. Ia dinilai berperan dalam kesastraan Indonesia.
Pentas Drama Nonton Cap Go Meh (doc Kominfo)
Pentas Drama Nonton Cap Go Meh (doc Kominfo)
Salah satu upaya mengenalkan sosok Kwee ditempuh lewat pementasan karya-karya sastranya. Teater Bejana adalah salah satu yang pernah mementaskan karya-karya drama Kwee. Sebelas kali, kata sutradara Daniel Jacob.