Mohon tunggu...
Ahong
Ahong Mohon Tunggu... -

?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kwee Tek Hoay: Harta Terpendam Sastra Indonesia

25 Maret 2012   16:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:29 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Foto Kwee di Rumah Ibadah Tridharma

Foto Kwee di Rumah Ibadah Tridharma
“Untuk menghargai jasanya, setiap tanggal 31 Juli kami memperingati hari Tridharma. 31 Juli adalah tanggal lahir Kwee Tek Hoay. Ini untuk mengenang cita-cita Kwee Tek Hoay yang perlu kita pelihara.”

Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa jurusan sastra yang justru tak mengenal Kwee Tek Hoay. Kurikulum nasional tidak memasukan peran Kesastraan Melayu Tionghoa, apalagi menyebut nama Kwee.

Dosen Sastra Universitas Indonesia Ibnu Wahyudi mengatakan, kurikulum sastra di Indonesia masih menyisakan warisah kolonial Belanda.

“Dipopulerkan oleh HB Jassin dan Teuww itu kan mulainya Balai Pustaka. Sebuah periodisasi yang tidak jujur. Dasarnya kan kolonial. Balai pustaka kan dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda. Kalau kita tidak memasukan pengarang Melayu Tionghoa, Indo, dan pengarang pribumi, tentu itu penghianatan sejarah. Itu sangat kolonialistis.”

Ibnu menambahkan, Univesitas Indonesia sudah sepuluh tahun ini memberi ruang satu mata kuliah pengkajian kesasteraan Melayu Tionghoa.

Sementara Pejabat Kementerian Pendidikan Bidang Bahasa Fahirul Zabadi mengatakan, pemerintah akan mengkaji peran Kwee dalam sastra Indonesia.

“Mana karya sastra yang memiliki nilai bagus akan diajarkan pada siswa. Apakah nanti berasal dari Melayu Tionghoa, Bugis, Minang, atau daerah lain, itu tidak kita utamakan. Yang penting nilai-nilainya bermanfaat untuk pembelajaran anak didik kita.”

Sebagai bentuk pengakuan awal, pada Hari Pahlawan November lalu pemerintah memberikan penghargaan Budaya Parama Dharma kepada Kwee. Ia dinilai berperan dalam kesastraan Indonesia.

Pentas Drama Nonton Cap Go Meh (doc Kominfo)

Pentas Drama Nonton Cap Go Meh (doc Kominfo)
Salah satu upaya mengenalkan sosok Kwee ditempuh lewat pementasan karya-karya sastranya. Teater Bejana adalah salah satu yang pernah mementaskan karya-karya drama Kwee. Sebelas kali, kata sutradara Daniel Jacob.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun