Ia pun berperan penting dalam kehidupan beragama masyarakat peranakan. Bersama teman-temannya, Kwee Tek Hoay mendirikan organisasi keagamaan Tridharma pada 1934.
Pengurus Pusat Majelis Tridharma Marga Singgih menceritakan.
Mara Singgih, Pengurus Pusat Majelis Tridharma, di Depan Altar Buddha, Tao dan Konfusius
Mara Singgih, Pengurus Pusat Majelis Tridharma, di Depan Altar Buddha, Tao dan Konfusius
“Kwee Tek Hoay mendirikan Tridharma yang kala itu nama organisasinya Sam Kauw Hwee. Artinya perkumpulan tiga agama. Ajaran tridharma oleh orang Tionghoa kebanyakan menjadi agama yang dilakukan bersamaan secara alamiah. Kalau dibilang singkretis ya singkretis.”
Inisiatif mendirikan Tridharma muncul karena gempuran Kristenisasi Eropa.
“Para misionaris yang mendompleng penjajah dan menyebarkan agama di Hindia Belanda. Kwee Tek Hoay melihat banyak orang Tionghoa masuk Kristen dan mulai melupakan ajaran leluhur.”
Pada 1952, rumah Kwee di Cicurug, Jawa Barat disatroni maling. Luka akibat aniaya para begundal itu menutup kiprahnya. Kwee tewas.
Di kalangan peranakan Tionghoa dan sejumlah sastrawan, nama Kwee Tek Hoay tidak asing. Sebaliknya, ia tak dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia.
Mengenang Kwee
Jackson adalah jemaat Tridharma di Wihara Silaparamita, Cipinang, Jakarta Timur. Dia dan 75 ribuan penganut Tridharma Indonesia mengenal Kwee Tek Hoay. Foto Kwee terpampang di Wihara Tridharma.
Rutin mereka mengenang Kwee, kata Pengurus Pusat Majelis Tridharma Marga Singgih.