Sebelum menutup tulisan ini, saya setuju dengan Émile Durkheim, bahwa fungsi lembaga pendidikan bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan menjadi wahana untuk menumbuhkan warga negara yang baik (good citizen).
Dalam upaya menjalankan pembudayaan Pancasila, dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk memperbaiki pendidikan karakter yang selama ini sering diabaikan karena terlalu fokus pada kepentingan praktis dan pragmatis. Pendidikan karakter bukan hanya sekadar hiasan, melainkan sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu, yel-yel dan 'tepuk anak saleh' merupakan contoh terakhir dari kerusakan pendidikan karakter kita yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Akhirnya harus dikatakan bahwa Pancasila itu adalah way of life. Dengan itu, mimpi kebahagiaan bersama melalui perwujudan kehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur bisa menjadi kenyataan.
***
Jika Anda telah sampai di sini, terima kasih telah membaca. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. [Mhg].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H