Mohon tunggu...
Aira Namira
Aira Namira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Mahasiswa Psikologi yang memiliki peminatan dalam bidang industri & organisasi. Selain itu minat dalam menulis karya fiksi menjadi kegemaran dan telah diabadikan dalam beberapa buku antologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Langit yang Sama

24 Agustus 2024   20:18 Diperbarui: 24 Agustus 2024   20:20 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, benar. Presentasi mulu, dianya udah nggak menjelaskan."

"Kan ada proses diskusi sama gurunya setelah presentasi itu."

"Sama saja, siswanya juga yang disuruh jawab pertanyaan."

Nah kan, begitulah pembahasan tentang guru itu tidak pernah habis. Kukira itu akan usai seiring pendidikan makin meningkat. Tapi tidak akan tergantikan kemuliaan sosok guru di hatiku. Guru-guru di sini sangat muda. Bahkan mereka disapa kak, makin akrab saja aku dengan guruku itu. Mereka sangat asyik dan senang diskusi. 

"Udah gak usah terlalu dipikirin, tugas kamu itu belajar dengan baik." Ucap salah satu guruku yang menyemangati karena aku selalu mendapatkan teguran dari keterlambatan datang ke sekolah akibat jarak rumah yang jauh dan pembayaran sekolah yang kian menumpuk. 

Teman-temanku kini tidak banyak bicara, mereka lebih sibuk dengan gadget mereka masing-masing. Canda tawa sudah sulit didengarkan. Makanya tidak jarang para guru selalu mendatangi kami dan membahas banyak hal, kami selalu berdiskusi, hal yang sangat kusenangi. Tapi ada kalanya mereka berkumpul dan terjadi pembicaraan juga di antara mereka. 

"Sekarang belajar itu tidak hanya dari guru saja, dari gadget juga bisa."

"Iya, materi, ilmu, sudah bisa diakses dari banyak sumber. Kalau guru yah, perannya sudah sedikit berkurang."

"Tapi kan tanpa guru juga bingung mau belajar tentang apa. Nah guru itu sekarang sebagai arah yang nunjukin gitu."

"Pokoknya internet pahlawan belajarku."

Masih saja berlanjut, sepertinya hal ini yang tidak berubah dari teman-temanku sejak SD. Tapi bagiku guru adalah seseorang yang memberikan jasanya tanpa perhitungan. Dan apapun yang diberikan tidak akan pernah bernilai pembayaran atas upah jasa itu. Karena jasa yang diberikan sangat mulia dan setulus hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun