"Heleh, guru itu jasanya dibayar."
Masih sama saja para siswanya seperti waktu SD lalu. Mereka selalu adu argumen dan pembahasannya juga masih sama saja. Selalu saja ada bahan untuk memperpanjang pembahasan.Â
"Husst, husst, gurunya datang."
Tegur salah satu teman kelas, dan siswa di kelas dengan cepat langsung menduduki bangku masing-masing. Kembali ke rutinitas belajar seperti sebelumnya. Hal ini tidak pernah membosankan bagiku. Dan semua pembahasan siswa tidak pernah menghilangkan niatku untuk menjadi seorang guru. Bahkan aku masih kagum saja dan kekagumanku malah bertambah pada guru yang mengajar. Aku sangat salut dia menjelaskan sangat luar biasa. Mata pelajaran makin banyak dan gurunya pun makin banyak. Wah betapa senangnya diriku, mengenal guru sesuai dengan keahlian mata pelajaran yang mereka ajarkan. Semakin penasaran aku dan ingin tahu bagaimana cara menjadi seorang guru.Â
Di hari kelulusan ini sedikit memberikan air mata. Perpisahan dengan guru favorit, dan teman dekat ataupun sahabat. Tapi cepat usai, setelah mendapat teman baru di SMA sudah pulih sedihnya. Dan pastinya masih menerima ucapan selamat dari sang guru.Â
"Selamat yah, jangan pernah menyerah teruslah mengejar cita-cita. Jangan takut mencoba, jika tidak kamu coba maka sulit untuk kamu tahu. Jangan takut gagal, karena itu adalah pembelajaran." Ucapan selamat untukku dari guru kesayanganku.Â
Akhirnya yang selama ini kuinginkan telah kudapatkan. Menggunakan seragam putih abu-abu. Wah semuanya tampak keren, suasananya sangat berbeda. Mulai dari fasilitas sekolah, teman-teman, dan proses pembelajaran. Aku hidup di zaman teknologi digital. Orang-orang menyebutnya generasi Z, sejak aku lahir teknologi sudah ada. Belajar pun menjadi sangat canggih.Â
Teman-teman di sini beda dari yang sebelumnya. Sudah tidak ada sama sekali permainan di luar kelas ataupun di dalam kelas. Aktivitasnya tinggal ke kantin, pendekatan sama lawan jenis, dan sibuk dengan handphone masing-masing di dunia maya. Kami belajar menggunakan handphone juga dalam mata pelajaran yang telah diberi izin dari sekolah. Bahkan ujiannya pun pakai handphone. Eits, tapi tidak ketinggalan satu hal, masih ada kok perbincangan antar siswa.Â
"Tugas guru sekarang, lebih ringan yah. Yang menjelaskan bukan guru lagi, tapi internet."
"Tugas siswanya juga lebih ringan, yang berpikir bukan siswa lagi, tapi internet."
"Tapi kan, sekarang guru itu hanya masuk nyuruh nyari materi udah selesai. Nanti yang menjelaskan materi itu siswanya."