Mohon tunggu...
Marselia Ika
Marselia Ika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis lepas

Introvert yang senang menulis, mendengarkan musik dan mengamati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Rumah Bukan Lagi "Rumah"

22 Februari 2023   19:52 Diperbarui: 22 Februari 2023   19:55 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah seharusnya menjadi tempat berteduh, tempat pulang yang aman dan nyaman. sumber : Dok pribadi

“Ada apa, bu? Kenapa ibu nangis?”

“Bapak sudah tidak ada, dek. Bapak udah meninggal, pulang ya, nak. Lihat bapak buat terakhir kali.”

Pipi Lia mendadak basah.

“Iya, bu.” lalu panggilan itu diakhiri.

Lia tidak tahu dia menangis untuk apa, karena kehilangan seorang ayah atau karena statusnya yang sekarang berubah menjadi yatim? 

Setelah mengurus ijin pada atasannya, Lia segera memesan tiket pesawat paling awal, dan terbang pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan air matanya tidak mau berhenti mengalir, berkali-kali diusap pun tak ada bedanya. Seperti keran air matanya sedang terbuka lebar. 

Dua jam kemudian, Lia sampai di rumah, ditandai bendera kuning dan banyak kursi plastik di depannya.

Disana, terbujur kaku ditutupi selembar kain, seorang pria yang kini matanya tertutup, dikerubungi para pelayat.

Saat Lia mendekat, orang-orang menatapnya iba, mata mereka menyiratkan rasa kasihan.

Namun, sepertinya hati Lia punya pikiran sendiri, tidak ada air mata yang menetes begitu Lia menyibak kain yang menutupi wajah ayahnya itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun