perbedaan ekonomi Islam dan konvensional dapat terlihat jelas pada definisinya, yaitu ekonomi konvensional adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, dengan menggunakan faktor produk yang terbatas. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan akhirat).
Selain itu, terdapat beberapa hal mendasar lainnya yang membedakan keduanya ditinjau dari konsep, prinsip dasar, dan implikasinya. Artikel ini akan mengupas satu per satu setiap perbedaan ekonomi islam dan konvensional, yuk mari kita simak baik-baik!
A. Perbedaan Konsep Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional
Konsep ekonomi dalam Islam bertumpu pada prinsip syariah yang menjadi pedoman masyarakat muslim. Konsep ini mencakup segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia, termasuk di dalamnya adalah kebijakan pembangunan dan ekonomi, serta aktivitas ekonomi masyarakat yang merujuk pada hukum Islam.
Prinsip ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal yang meliputi:
1. 'adl (keadilan), yaitu berbuat adil dan tidak menzalimi pihak lain demi memperoleh keuntungan pribadi
2. tauhid (keimanan), yaitu pertanggungjawaban kita terhadap Allah di akhirat
3. nubuwwah (kenabian), menjadikan nabi sebagai teladan dalam melakukan segala aktivitas di dunia
4. khilafah (pemerintahan), memastikan arus perekonomian berjalan dengan baik
5. ma'ad (hasil), hasil (laba) yang diperoleh di dunia, juga menjadi hasil di akhirat
Dari lima nilai inilah ekonomi Islam melarang adanya penggunaan riba dalam segala aktivitas jual beli. Mengingat ekonomi Islam bertumpu pada nilai adl' (keadilan) yang mewajibkan setiap umat Islam untuk berbuat adil, dan tidak menzalimi pihak lain untuk keuntungan pribadi.