Mohon tunggu...
Azhar Aufa
Azhar Aufa Mohon Tunggu... Psikolog - Psikologi

Menulis semua yang terlihat, terasa, dan terdengar di sekitar saya. Menyukai bidang Psikologi, juga gemar mengikuti perkembangan geopolitik, geoekonomi, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sabar Tanpa Batas

27 Juni 2022   01:06 Diperbarui: 27 Juni 2022   01:15 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alfaina mengangguk pasrah, mengekori dari belakang---masih menampakkan raut muka keheranan.

 

Mereka berdua berjalan ke belakang pondok, sekitar dua ratus meter. Berhenti tepat di pinggir kolam bundar---cekungan kecil---berdiameter dua puluh. Kolam itu dikelilingi oleh persawahan hijau yang terbentang luas. Jingga-kemerahan semburat di kaki barat---seolah melambaikan perpisahan. Burung-burung kecil terbang rendah muncul-sembunyi di antara padi-padi.

 

Zaighun dan Alfaina berdiri berjejer, sama-sama memandangi air kolam.

 

Pyorrr. Semua kopi yang berada dalam cangkir ditumpahkan Zaighun, "Kenapa kolam ini tidak menghitam?"

 

"Mana mungkin bisa hitam, kolam ini terlalu luas dibandingkan kopi itu."

 

"Lantas kenapa air putih dalam gelas tadi menghitam?" Zaighun melengkungkan bibir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun