Mohon tunggu...
Yudo Adi
Yudo Adi Mohon Tunggu... -

Diluar sangkar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hana Risa Suba III

23 September 2011   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen itu memberi informasi kalau ia mendapat sms dari seseorang yang mengaku sohib dari penulis novel yang dijadikan tugas itu. Ia juga mengatakan bahwa penulis aslinya mengikuti kelas pelatihan di kampus ini yang berarti saat ini penulis itu sedang duduk diantara para mahasiswa.

Dosen itu dengan lantangnya,

“Bagi yang merasa, silahkan maju ke depan."

Para mahasiswa, berbisik-bisik penuh tanda tanya, tak terkecuali dengan Renan dan Andi. Jantung Raito berdegup kencang, dalam pikirnya 'Sial, ini pasti kerjaan Olan, tapi darimana dia tahu kalau tugas ini menggunakan objek novelku? Darimana pula ia tahu nomor handphone dosen. Kenapa ketahuan secepat ini?'

Raito mulai berpikir hal-hal semakin mengacaukan pikirannya sendiri. Karena tidak ada yang maju, dosennya pun kemudian.

"Saya sebenarnya sudah diberi tahu siapa, sekarang kita tunggu saja reaksi dari orangnya."

Risa bangkit dari duduknya membawa novel itu. Seluruh mata di kelas itu memandangnya heran. Rina, Wanda, Tyna juga. Tak ketinggalan Raito juga diam memandangi Risa. Risa lalu berjalan menuju bangku belakang, berdiri tepat di depan bangku Raito.

"Tanda tangani bukuku ya Rajasa."

Dengan suara khasnya dan sedikit lantang, Risa menaruh novel itu di meja Raito, kata-kata Risa terngiang dengan jelas di telinga Raito dan beberapa siswa yang didekatnya. Risa meninggalkan novel itu di meja Raito dan kembali ke bangkunya. Seseorang yang menyadari situasi yang terjadi bersiul, “Cuit cuitt...” Sementara yang lainnya bertepuk tangan.

“Dia rupanya.”

Raito masih dengan gugupnya maju ke depan kelas. Raito mendapat pengarahan dari dosennya. "Tak usah malu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun