Dari kenyataan ini, ada fakta lain yang terungkap, bahwa kata |pribumi| bukanlah kata klasik.
Kata ini kemungkinan besar terbentuk pada saat bangsa ini memasuki zaman modern. Kelihatannya sejak awal kata |pribumi| menjadi satu istilah bemuatan sosial dan politik.
Dan yang terpenting adalah kenyataan, bahwa kata |pribumi| tidak mengindikasikan perbedaan etnis atau latarbelakang budaya sama sekali.
Menurut makna dasarnya jelas bisa dikatakan, bahwa setiap orang yang lahir dan hidup di bumi Indonesia adalah pribumi apapun hari raya dan hari besar agamanya.
Makna Seruan Pribumi Dulu dan Kini
Untuk menguraikan judul di atas mari kita kembali ke masa di mana kemungkinan kata 'pribumi' mulai digunakan.
Bila diambil patokan waktu seperti dijelaskan di atas, bahwa bangsa Indonesia mulai memasuki zaman modern. Saat itu pertemuan dengan bangsa Eropa sudah terjadi saat negeri ini menjadi bagian dari koloni Belanda.
Sementara ini ada persepsi, bahwa sebutan 'pribumi' digunakan oleh bangsa Eropa terhadap bangsa Indonesia pada saat itu.
Hanya saja hingga saat ini tidak ditemukan penggunaan kata 'pribumi' untuk menyebut warga setempat di dalam literatur-literatur sejarah berbahasa Belanda.Â
Dalam literatur tersebut bangsa Indonesia, atau Nusantara saat itu, disebut dengan kata inlander. Kata ini berarti orang (yang lahir di daerah) setempat. Masuk akal bila demikian, karena faktanya, kata 'pribumi' bukan berasal dari kosa kata bahasa-bahasa Eropa.
Fakta menarik selanjutnya adalah sebutan 'pribumi' ada untuk membedakan antara orang setempat dan orang bukan setempat.