Bila kenyataannya bangsa Eropa tidak menggunakan sebutan 'pribumi' terhadap warga setempat di Indonesia, dan kata 'pribumi' berasal dari bahasa Sanskerta atau Jawa Kuna, artinya ada kelompok lain yang menggunakan sebutan tersebut.
Orang-orang dari kelompok ini kemungkinan besar golongan terdidik, karena menguasai atau mengerti bahasa-bahasa tinggi, seperti Sanskerta atau Jawa Kuna.Â
Sebagai catatan, bahwa tidak semua lapisan masyarakat saat itu punya kesempatan untuk mempelajarinya. Mereka kemungkinan juga bukan warga pesisir di Nusantara, di mana bahasa Melayu lebih sering digunakan.
Dengan begitu hipotesanya sementara ini sebagai berikut; mereka adalah kelompok elit lokal yang di hadapan bangsa Eropa ingin dibedakan kelas sosialnya dari bangsanya sendiri, karena bagi pendatang Eropa semuanya sama saja - semuanya inlander. Jadi disinyalir mereka menyebut bangsanya sendiri dengan sebutan 'pribumi'.
Sejak itu, selain membedakan warga setempat dengan bangsa Eropa pendatang, sebutan 'pribumi' juga membedakan strata sosial.
Sangat disayangkan, karena pembedaan ini lebih digunakan untuk merendahkan bangsa sendiri.
Pada perkembangan berikutnya kata 'pribumi' juga kemungkinan bergema sebagai seruan demi kesetaraan sosial. Terutama pada awal abad ke-20, pada saat pemuda-pemuda Indonesia menemukan kesadaran atas kebangsaannya.
Pada masa itu bangsa ini mulai bangkit untuk lepas dari tekanan. Keinginan untuk bebas dari penindasan oleh bangsa lain begitu kuat.
Pembedaan 'pribumi' dengan bangsa Eropa bukan lagi untuk merendahkan bangsa sendiri, melainkan seruan politik pada seluruh anak bangsa untuk bangkit memperjuangkan kesetaraan diri dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.
Hingga sejauh ini cukup jelas, bahwa makna dari kata 'pribumi' sangat dibentuk dan dipengaruhi oleh struktur masyarakat pada zaman kolonial. Pada saat itu kata ini mulai masuk menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia yang masih disebut bahasa melayu.
Jadi, bila di dalam udara kemerdekaan ini ada seruan politik dengan membawa-bawa istilah 'pribumi', patut diwaspadai. Hal ini disebabkan, karena nuansa makna kata 'pribumi' tak jauh berubah dari masa lalu.Â