Mohon tunggu...
Matrimony Lesmana
Matrimony Lesmana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Sosiologi Budaya

dengan ikhlas dan senang hati menyerukan bahwa perbedaan sosial budaya sama sekali bukan alasan pemisahan masyarakat;

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pribumi, Motif Sosial Politik di Balik Makna Kata

23 Januari 2020   09:00 Diperbarui: 29 Januari 2020   16:42 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang membawa-bawa kata 'pribumi' dalam kesempatan berbicara di muka umum, memberikan kesan sebagai usaha untuk memisahkan dirinya dari masyarakat Indonesia demi menaikan citra diri. Mirip seperti pada masa lalu saat menggunakan sebutan 'pribumi' untuk meninggikan strata sosialnya dengan merendahkan bangsanya sendiri.

Tapi jarang disadari bahwa seruan politik dengan bumbu kata 'pribumi' juga menyerukan perlawanan atas penindasan, yang di masa kini sering diterjemahkan sebagai penjajahan dalam bidang ekonomi. Maka sebagai kelompok yang harus diperangi seolah-olah mereka penjajah adalah mereka yang lebih beruntung perekonomiannya.

Akhirnya orang-orang Indonesia yang mencari peruntungan di dunia usaha akan kena getahnya. Sebagai pengusaha mereka akan segera dianggap selalu lebih beruntung ekonominya dan dengan begitu layak untuk dimusuhi. Mereka akan dikira seperti penjajah yang mengeruk peruntungan di negeri orang lain. Dengan kata lain, penggunakan sebutan 'pribumi' berpotensi memundurkan kemajuan berpikir masyarakat Indonesia kembali ke masa kolonial.

Konsekuensi kepentingan sepihak ini benar-benar harus dibayar mahal, yaitu dengan mengorbankan keragaman atau kebhinnekaan yang selama ini membentuk tanah air dan bumi, yang dipijak bersama, hingga disebut Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun