"Itu di hidung, kaya badut jadinya. Eh atau emang badut yah?" ledek Gina yang mencoba membuat lelucon. Sialnya, sita ikutan tertawa, dan Tisa hanyalah menggeleng pelan. Risa hanya bisa tersenyum tipis sambil terus menatap jerawatnya dari kaca.
"Yelah Kila, cuman bercanda," ucap Gina lagi mencoba membalikan kondisi dan berharap Risa tidak tersinggung dengan ucapannya.
"Hehe aman kok," balas Risa santai walau hatinya cukup sakit.
"Ini yang mau ngabisin siapa?" tanya Risa mencoba memecahkan suasana.
"Lu aja Tis," jawab Sita dengan santainya.
"Dih ya ogah, dah kenyang!" balas Tisa dengan nada agak meninggi.Â
"Yang ada makin gendut nanti kamu!" ledek Gina lagi. Kali ini Sita hanya mencoba menahan tawa, dan Tisa mencoba memalingkan matanya. Risa masih tak berkutik dengan kacanya.
"Bercanda Tisa," timpal Gina lagi, harapannya sama, membuat temannya tidak tersinggung dengan ucapannya.
"Bercanda mulu!" sewot Tisa dengan nada yang cukup beringas.
"Risa, kamu yang bayarkan?" tanya Sita mencoba mencairkan suasana kembali.
"Iya aman, berapa mbak?" tanya Risa mencoba merogoh dompetnya.