Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kita Berada dalam Pusaran Propaganda Kebencian

13 September 2016   22:19 Diperbarui: 26 September 2016   11:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster gerakan No Hate Speech Movement di Eropa. (sumber: nohatespeechmovement.org)

Dalam video Average Mohamed, seorang figur kartun bersenjata tampak berdiri di bawah bendera ISIS. "Jangan sampai para ekstremis membuatmu bingung dengan ajakan mereka menolak dunia baru kita. Kamu tidak perlu memilih. Kamu dapat menemukan jalanmu sendiri untuk hidup dengan cara terbaik yang kamu inginkan dan menghargai sesama. Ingat, hiduplah dalam damai."


Dalam laporan yang dipublikasikan Institute for Strategic Dialogue (ISD), video kontra-narasi ini berhasil menjangkau 456.113 orang yang dianggap rentan pada radikalisasi ISIS dan menciptakan dialog yang luas. Video tersebut juga berhasil menginspirasi kaum muda muslim dalam berdialog seputar peran gender dalam Islam.

Lalu di manakah peran negara dalam gerakan kontra-ujaran dan kontra-narasi online ini?

Dalam permainan (atau pertempuran) media ini, kekuatan kerumunan menjadi vital dalam melawan organisasi dan operasi propaganda kebencian. Namun kita tak bisa terus-menerus bergantung pada inisiasi warga yang ikatannya bersifat longgar untuk menjalankan pertempuran jangka panjang ini secara intens dan terstruktur. Sementara di sisi seberang ada sekelompok orang bermodal uang tak terbatas untuk menggerakkan berbagai sumberdaya di lintas benua. 

Sayangnya kontra-ujaran dan kontra-narasi ini belum menjadi kompetensi yang dimiliki atau dilirik secara serius oleh pemerintah. Mereka lebih memilih cara-cara reaksioner seperti penegakan hukum atau peperangan ketimbang promotif dan preventif. Atau bahkan membiarkan. Tak terkecuali yang dilakukan oleh pemerintah AS lewat kampanye melalui akun Twitter @ThinkAgain_DOS yang disebut amatir oleh banyak orang. Di sisi lain, dalam permainan berbahaya ini waktu adalah vital. Ketika pemerintah gagal menjadi katalis dan pendorong utama, organisasi-organisasi jahat ini akan terus melebarkan sayap serta merasuk makin dalam ke dalam rumah dan meracuni pikiran anak-anak kita.

***

Diam mungkin adalah kejahatan terbesar kita dalam menghadapi kekuatan gelap yang mencoba menulari hati tiap orang dengan kebencian dan permusuhan. Seperti nasehat Sun Tzu: Keberhasilan kita mempertahankan diri terletak di tangan kita sendiri, tapi peluang untuk mengalahkan musuh ada di tangan mereka.

Dalam berperilaku toleran di media sosial, saya percaya pada sebuah rumusan sederhana: jangan lakukan yang kita tak mau orang lain lakukan pada kita. Kita perlu terus membangun harapan, menyuarakan perdamaian, menyerukan kasih sayang, serta memupuk keberanian menerima perbedaan. Dan mengajak pada kebaikan adalah sebaik-baiknya upaya kita melawan kebencian. Kebaikan hati adalah fitrah lahir kita. Namun kebencian di hati kita adalah agenda orang lain. 

Sementara sebagian orang hanya ingin melihat dunia ini terbakar. (***)

Connect with me on Facebook: Hilman Fajrian / Twitter: @SoclabId

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun