Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kita Berada dalam Pusaran Propaganda Kebencian

13 September 2016   22:19 Diperbarui: 26 September 2016   11:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster gerakan No Hate Speech Movement di Eropa. (sumber: nohatespeechmovement.org)

Setelah tercipta hubungan kedekatan, perekrut akan melakukan teknik isolasi kepada target. Mereka akan terus saling berhubungan secara intens sehingga mengisolasi korban dari kenyataan dunia luar. Lebih dari itu, korban akan dibawa masuk ke dalam kelompok-kelompok online para ekstremis untuk didoktrin dan dimanipulasi lebih jauh. 

Perekrut akan melarang targetnya membagikan kisah hubungan mereka kepada orang lain karena dapat membahayakan diri mereka dan 'tujuan bersama'. Keterisolasian ini akan membuat korban makin intim dengan perekrut dan merasa sedekat saudara sehingga akan mudah dikendalikan.

FABRIKASI KEBENCIAN DAN 5 LANGKAH PROPAGANDA

ISIS adalah contoh bagaimana sebuah perang masa kini yang tak lagi terbatas pada sebuah kawasan, namun sudah berbasis global. ISIS memang sedang bertempur di Timur Tengah, namun aksi-aksi terornya merambat sampai Tanah Air. Serangan bom Sarinah contohnya. Laporan terakhir dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) berjudul Online Activism and Social Media Usage Among Indonesian Extremists menyebutkan soal derasnya pertumbuhan pendukung ISIS di kalangan pengguna media sosial Indonesia. 

Pola rekrutmen secara tatap-muka memang cenderung belum berubah, namun dengan aktivisme media sosial yang tinggi di Tanah Air, ISIS mendapatkan audien yang jauh lebih besar. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, tak sulit bagi ISIS mengalokasikan bujet propaganda dari anggaran Rp 377 miliar per tahun khusus untuk operasi di Indonesia.

Bila anda merasa tengah berada dalam pusaran kebencian terhadap mereka yang berbeda keyakinan, kemungkinan besar anda adalah korban dari fabrikasi propaganda kebencian yang disebarkan lewat berbagai saluran new media. 

Tulisan saya yang berjudul Kita dan Hiperealitas mengungkapkan tentang dunia perspektif yang sedang kita tinggali. Tak ada lagi salah-benar, yang tersisa adalah perspektif. Dalam dunia post-modern realitas sudah mati, dan perspektif bisa difabrikasi. Tak ada lagi teritori antara realitas dan fantasi, dan asal-usul sudah hilangnya. 

Tidak ada lagi sumber atau referensi utama akan kebenaran. Dalam derasnya arus informasi, setiap individu bergerak bebas menentukan persepsinya. Sementara internet adalah mesin demokratisasi perspektif dan informasi terbesar yang pernah dimiliki manusia. Maka Anda hanya harus menemui orang yang tepat dan menyerahkan sejumlah uang untuk memproduksi dan mendistribusikan propaganda. Beberapa menyebutnya sebagai 'industri e-hate'. Anda mungkin menganggap kebencian anda adalah impelementasi dari keyakinan atau ideologi yang anda pilih. Namun bagi para pelaku 'industri e-hate' semua ini hanya soal uang.

Dalam artikelnya berjudul Why ISIS Winning The Social Media, Brandan I Koerner menuliskan lima langkah bagaimana propaganda ini dilakukan.

1. Mengelola Merek

Tahun 1915 sutradara DW Griffith merilis film The Birth of a Nation yang bercerita tentang 'heroisme' anggota Ku Klux Clan melawan tentara AS berkulit hitam yang digambarkan sangat bengis. Film ini sukses besar dan selama berpuluh-puluh tahun memperkuat persepsi bagi masyarakat AS bahwa warga berkulit putih memiliki derajat lebih tinggi dibanding mereka yang berkulit hitam.

Sebutlah apa merek anda: ISIS, Al-Qaeda, Ku Klux Clan, Zapatista, Coca Cola, IBM -- anda harus mampu mengendalikan perspepsi khalayak akan merek anda. Dalam kasus ISIS, mereka menarasikan diri sebagai organisasi yang menjanjikan pemerintahan dunia yang stabil dan berkeadilan. Slogan mereka adalah Baqiya wa Tatamaddad -- Mewujud dan Meluas.

Mereka menyeru bahwa setiap ladang pertempuran tak hanya tempat terciptanya kepahlawanan dan persahabatan, tapi juga jalan menuju surga. Tak hanya menawarkan ideologi yang diyakini bisa menyelesaikan semua masalah kehidupan, namun juga meyakinkan bahwa ideologi ini tak bisa sukses selama masih ada ideologi lain yang berseberangan. Bila anda percaya bahwa sebuah merek minuman energi bisa membuat anda lebih pintar, maka ISIS menfabrikasi persepsi bahwa mereka adalah satu-satunya resep untuk mewujudkan dunia utopia.

2. Didistribusikan ke Semua Platform

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun