Mohon tunggu...
Karimah
Karimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis genre Moody

Percaya Tuhan, dan zodiak kelahiran. Anak pertama yang berzodiak Aquarius, suka ngemil garlic, doyan ikan, dan warna putih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Payung Kuning

10 Juli 2021   21:30 Diperbarui: 10 Juli 2021   21:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia yang kuinginkan berlumuran darah dan hancur berkeping-keping. Aku mengiris dengan pisau ditangan dan hatiku. Pisau yang menikamku adalah panjang dan tajam. Mungkin hanya ujung pisau yang tersisa. Setelah itu akan menembus kepada siapa saja yang mendekat. Ini adalah kebenaran yang tidak terbantahkan. Salah namun tidak bisa disalahkan.

"kalau ibu mencintai pak Ferdian, dan alasan ibu kembali ke Jawa adalah karena dia, Syifa menerima. Dan jangan halangi Syifa yang akan pergi untuk melanjutkan studi". Setelahnya dia menatap Jeffri.

Syifa meninggalkan tempat duduknya, "jangan ikuti aku", ucap Syifa memperingatkan.

Semenjak kejadian hari itu, semuanya telah berubah. Keadaan yang tidak sama lagi, perasaan yang sudah tak bisa dibagi kembali, dan kenyataan yang memaksa satu sama lain menerima. Syifa menuntaskan pendidikan SMA dan melanjutkan kuliah di luar pulau. Jeffri memilih menyibukkan diri bekerja membuat project baru bersama teman-temannya. Febrian resmi bercerai dengan Aira dan melanjutkan kehidupannya sebagai guru musik, sedangkan Yura menjadi perawat kebun dan bunga miliknya.Masing-masing mereka memiih jalannya sebagai proses kehidupan, penyembuhan, dan penerimaan, sebagian ada yang merelakan perasaan nya terkubur. Akhir dari kisah, payung kuning lah yang masih menjadi pelindung dari turunnya air hujan. Awal bersama seseorang adalah akhir bagi hubungan lainnya.

Akan ada kata selamat dalam setiap kata selamat tinggal. Jika kamu berani mengucapkan selamat tinggal, kehidupan akan memberikanmu hadiah berupa lembaran baru. Ucapkan selamat tinggal untuk apapun yang melukai hati.

Dalam kehidupan dongeng yang modern ini, tidak ada akhir yang bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun