Teman mama dulu pas kuliah", balas ibunya pelan.
Lampu merah lalu lintas sedang menyala, Syifa mencoba mengingat laki-laki yang dilihatnya tadi karena menurutnya tidak asing.
"Oh iya, mirip cowok yang motoin aku itu", tiba-tiba Syifa mencelutuk.
Lampu lalu lintas warna hijau menyala, Syifa menancapkan gas nya hingga sampai rumah. Sesampainya di rumah Syifa menceritakan kejadian kemaren saat dirinya difoto oleh laki-laki yang mirip dengan laki-laki tua yang dilihatnya tadi. Syifa juga menceritakan tentang acara yang dia handle sekaligus pelanggan yang merupakan ibu dari laki-laki tersebut.
"Aira?", tanya ibunya karena terkejut saat mendengar namanya.
"Iya ma, cantik banget trus modis gitu. Ya anak cowonya juga sih. Camera yang buat foto aku itu mahal banget loh mah. Cuma orang yang berduit yang mampu membeli camera yang lengkap dengan lensa nya gitu", Kata Syifa menceritakan.
Ternyata Febrian menikah dengan Aira. Aira adalah teman sekelasnya saat masih kuliah 19 tahun yang lalu. Dirinya mengetahui bahwa Aira sangat menyukai Febrian. Yura juga mengingat bahwa temannya yang bernama Ayu dan Fitri selalu menjadi teman yang selalu ada untuk Aira dimanapun dan kapanpun.
Hari demi hari, peristiwa 2 hari ini seolah hiasan tidur yang dianggap tidak pernah bertemu selamanya. Jam dinding sedang menunjukkan pada angka 10. pagi ini Syifa kedatangan laki-laki dengan kaos putih bersama kemeja kotak-kotak grey navy juga celana berwarna nude. Syifa perlahan mendekat dan setelah menoleh ternyata laki-laki itu adalah orang yang mengambil fotonya beberapa waktu lalu.
"Hai, namaku Jefri yang pernah dimarahi karena motoin kamu" ,ucap laki-laki itu kemudian tertawa.
"Ada apa kesini? kamu kesini mau fotoin aku lagi?", tanya Syifa tanpa basa basi dengan maksud menanyakan tujuannya kemari.
"Kalau g keberatan?", balas Jefri.