Mohon tunggu...
Hidrayana Yana
Hidrayana Yana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Simpatik

10 April 2019   10:09 Diperbarui: 10 April 2019   10:28 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

"Eh, kiapa olo tidak maso kamarin. Cuma li ngana yang tidak hadir kemarin aba, jang maso pa kita pe kelompok. Oi, Ella kasana temani ngana pe taman balapor belom ada kelompok".

 

"Ih tako kita, babilang jo pa Muslim."

 

"Awas ngana Ella tidak setia kawan ngana e,,,"

 

Dengan rasa marah dan takut, kucari Rusli, tetapi Rusli tidak kelihatan di kelas. Aku rencana meminta pertolongan untuk sama-sama menghadap pada Ibu Salma untuk menanyakan aku boleh masuk di kelompok yang mana. Semua teman-teman sudah duduk di kelompoknya masing-masing. Aku masih berdiri sendiri dengan sikap bingung, dan malu. Apalagi kulihat Rahmi mengarahkan pandangannya kepadaku. Dia mengisyaratkan untuk melapor pada Ibu Salma. Melihat kode Rahmi, Sang Idola, memberi respon seperti itu, aku pun bangkit hendak menuju ke tempat Bu Salma.

 

Namun Bu Salma segera mengecek kelengkapan anggota tiap-tiap kelompok. Kulihat Bu Salma tak menghiraukanku, walau kutahu kadang pandangannya mengarah kepadaku. Aku mulai merasakan kejanggalan dengan sikap Ibu Salma yang walau di mata kami galak tapi beliau sebenarnya ramah dan perhatian kepada kami. Tapi kali ini agak lain sikapnya kepadaku.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun