Â
"Eh, kiapa olo tidak maso kamarin. Cuma li ngana yang tidak hadir kemarin aba, jang maso pa kita pe kelompok. Oi, Ella kasana temani ngana pe taman balapor belom ada kelompok".
Â
"Ih tako kita, babilang jo pa Muslim."
Â
"Awas ngana Ella tidak setia kawan ngana e,,,"
Â
Dengan rasa marah dan takut, kucari Rusli, tetapi Rusli tidak kelihatan di kelas. Aku rencana meminta pertolongan untuk sama-sama menghadap pada Ibu Salma untuk menanyakan aku boleh masuk di kelompok yang mana. Semua teman-teman sudah duduk di kelompoknya masing-masing. Aku masih berdiri sendiri dengan sikap bingung, dan malu. Apalagi kulihat Rahmi mengarahkan pandangannya kepadaku. Dia mengisyaratkan untuk melapor pada Ibu Salma. Melihat kode Rahmi, Sang Idola, memberi respon seperti itu, aku pun bangkit hendak menuju ke tempat Bu Salma.
Â
Namun Bu Salma segera mengecek kelengkapan anggota tiap-tiap kelompok. Kulihat Bu Salma tak menghiraukanku, walau kutahu kadang pandangannya mengarah kepadaku. Aku mulai merasakan kejanggalan dengan sikap Ibu Salma yang walau di mata kami galak tapi beliau sebenarnya ramah dan perhatian kepada kami. Tapi kali ini agak lain sikapnya kepadaku.
Â