Â
Muslim pun dengan sigap memberi aba-aba siap mengikuti pelajaran. Sesudah itu Ibu Salma mengabsen kami, aku berdebar-debar ketika Ibu Salma menyebutkan namaku, tetapi tidak seperti biasa ketika aku tidak masuk di kelas, dia pasti langsung memanggilku ke muka kelas untuk diintrogasi sampai pada sanksi yang sebenarnya mendapat jepitan kepiting yang maha dahsyat di perut. Napas lega ketika ibu Salma selesai mengabsen.
Â
"Yang tidak berhubungan dengan pelajaran bahasa Indonesia segera disingkirkan." kata Bu Salma dengan suaranya yang khas. Keras dan tegas.
Â
Semua siswa merapikan meja dan kursi mereka. Yang ada di atas meja adalah buku catatan dan buku teks Bahasa Indonesia. Sesudah itu beliau meminta Rusli untuk memimpin doa. Dengan suara yang kentara tegang Rusli memandu kami berdoa. Sampai pada detik itu Bu Salma belum menyinggung ketidakhadiranku kemarin di kelas. Â Kulirik Ella dan Rusli. Mereka seolah-olah serius menyimak dengan apa yang disampaikan Ibu Salma tentang kegiatan akan dilakukan pada pertemuan ini.
Â
Aku yang hanya sibuk memperhatikan teman-teman, tiba-tiba tersentak, karena Bu Salma tiba-tiba menyebutkan namaku.
Â
"Ya, Bu." ucapku bingung, gugup, dan tersipu malu melihat ke arah Ibu Salma.
Â