Aku mengiyakan perkataan Ibu Salma. Beliau pun melanjutkan,
Â
"Sapar, main takrow kan posisinya berdiri ya, karena kemarin ibu sudah bagi kelompok, Sapar baca materi kegiatan di buku teks, ini LKS yang ibu bagikan kemarin dan ini LKS untuk hari ini. Sapar menyesuaikan kegiatan hari ini, menyusun teks prosedur sehubungan dengan permainan bola takrow. Kegiatan berikutnya tulis pesan dan kesanmu tentang sanksi yang akan kamu jalani selama mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung hari ini. Kamu boleh berdiri di depan papan tulis, mejamu adalah tanganmu. Teks tersebut upayakan paling sedikit 3 halaman, ini kertasnya. Waktu pengerjaannya sama dengan temanmu 15 menit."
Â
Aku pun mengambil LKS dan kertas dari Ibu Salma. Kubaca materi tentang LHO. Aku mulai paham. Sebenarnya aku senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia, hanya malas untuk menulis. Aku pun menulis teks prosedur tentang teknik permainan bola takrow. Rasa gerah dan pegal menulis dengan posisi berdiri serta jumlah halaman yang harus dipenuhi. Keringat bercucuran di kemejaku. Pokoknya aku menulis apa yang terlintas di pikiranku. Dengan segala daya dan upayaku akhirnya tugas tesrsebut selesai juga.
Â
Sebelum temanku presentasi Ibu Salma memintaku duluan presentasi. Dengan malu-malu aku membacakan tulisanku, yang beberapa bahasanya masih mengarah ke dialek kami, gorontalo. Sampailah pada kesan dan pesan tentang sanksi ini. Mukaku seolah tebal, aku membacakannya.
Â
"Kesan saya dengan sanksi ini, saya kesulitan menulis dengan posisi seperti ini dan harus memutar otak saya untuk menyelesaikan tugas ini dengan berdiri. Otak saya ba putar-putar tadi mengingat apa poli yang saya mo tulis supaya saya pe tulisan bisa sampai tiga halaman. Pesan saya, teman-teman jang baku iku wa,,,sekian dan terima kasih!".
Â
Semua tertawa mendengar kata-kataku.