"Sekali lagi, sepatu yang melayang ke mukamu" Bentak rici setelah kami semua terdiam dari tertawa yang membuat kami sedikit menahan sakit perut.
"Tapi, ide bagus lho itu. Lagian kita juga udah lama gak main futsal" Fauzan berusaha membela.
"Oke, nanti jam empat sore ya. Biar nanti aku yang memesan lapangannya."
Akhirnya kami semua sepakat untuk bermain futsal nanti sore. Mengajak temen-teman kami yang lain juga tentunya. Bel masuk sudah berbunyi kami harus segera menyudahi canda dan tawa kami sejenak. secepat mungkin kami harus segera kembali ke kelas masing- masing. sebelum dimarahi karena kalah cepat dengan guru mata pelajaran saat itu. Atau disuruh push up didepan kelas sebelum kamu diperbolehkan duduk dimeja kami.
"Sudah pak, semua yang bayar apri" Rici menyampaikan itu kepada pak slamet dan mengajak kami kembali kekelas, kecuali apri yang dikerjain harus membayar semua jajanan kami tadi.
"Woyy apa-apaan ini, lagi bokek ni gue" ah urusan loe itu pri. Jawab rici singkat kemudian mengajak kami semua berlari meninggalkan apri.
Sore harinya kami semua sudah dilapangan futsal disebelah barat tugu batas kota. Waktu yang sudah kami tunggu bersama untuk segera beraksi. Teman-teman yang lain begitu bersemangat. Fauzan terlihat memakai sepatu futsal yang baru. Rici tidak ketinggalan dengan jersey baru klub sepakbola arsenal kesayangannya. Apri dengan kaos tim Juventus favoritnya. Hampir semuanya lengkap, hanya aer yang belum terlihat diantara kami.
"Ci, Aer mana, tau gak" aku bertanya pada rici ketika memberikan bola kepadanya saat kami sedang pemanasan dengan umpan-umpan bola santai.
Sambil menendang kearah apri rici menjawab " Gak tahu, katanya sih tadi gak bisa soalnya gak diijinin sama bapak ibunya"
"Kenapa emangnya kok gak boleh" tanyaku lagi kepada rici
"Katanya sich selama belum Ujian Nasional, Aer gak boleh main harus belajar dan les tambahan, biar lebih pintar dan nantinya lulus Ujian Nasional dengan nilai yang baik"