Mohon tunggu...
Heru Jast
Heru Jast Mohon Tunggu... lainnya -

berharaplah yang terbaik dan nantikan yang terburuk..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Paksa Kami untuk Pintar

16 April 2014   17:02 Diperbarui: 1 April 2017   09:07 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bosen setiap hari kaya gini,kalian bosen gak sih?" Pertanyaan ibnu mengawali perbincangan kami siang itu. Ketika kami menunggu pesanan minuman dikantin pak slamet saat jam istirahat pertama.

"iya nih bosen banget, kepala rasanya mau pecah. Setiap hari ketemunya rumus melulu atau angka-angka kering yang membuat otak jadi keriting. Matematikalah, Kimialah, Fisikalah, belum lagi mesti harus ngafalin peta konsep dari bu indah. sahut rici

"Iya nih, tapi udahlah, jalani aja. Namanya juga siswa kelas XII dimana-mana mungkin sama juga kaya kita" Yoga sok bijak menjawab keluhan dari mereka.

"Apaan ga, kamu enak, anak IPS gak banyak mikir, alfred sama apri juga tu. Kalian bertiga gak tahu bagaimana susahnya jadi anak IPA. Celoteh zain bikin suasana semakin ramai.

Apri langsung nyolot gak terima dengan pernyataan zain "enak aja anak IPS gak banyak mikir, sama juga kali. kalau udah ketemu pelajaran yang namanya matematika bawaanya stress pengen kabur dari kelas. lari sejauh mungkin sambil teriak. Lagian kenapa juga dulu kalian milih masuk IPA. kalau memang otak kalian gak mampu, ya gak"

"Biar masuk jajaran siswa paling pintar kali disekolah hahaha" Yoga menambahi sambil tertawa tapi tak berhenti.

"kita mah santai, udah terbiasa dengan nilai-nilai kritis alias mepet KKM, lha kalian kan enggak"

"Udah-udah mending kita minum aja tuh, es pesenan kita udah datang. Biar jadi dingin otak kalian semua"

Aku mencoba mendinginkan situasi yang sudah mulai memanas diantara kami. Walaupun cuma bercanda bisa repot nih kalo sampai ada yang ngambek. maklumlah temen kami satunya yang bernama Aer kan paling kutu buku diantara kami. Rajinnya minta ampun kalo dikelas. Siswa kesayangannya ibu indah yang daritadi cuma diam aja gak ngomong apa-apa. Bahaya kalo sampai dia nyolot. Bisa-bisa muka salah satu diantara kami dilempar pake buku biologi yang dia bawa. Tapi jangan salah meskipun dia paling kutu buku diantara kami, bukan berarti dia gak jago main bola. Mukaku aja pernah sekali ngerasain panasnya kena bola tendangan dari kakinya.

'Entar sore main futsal aja yukk, biar anak-anak IPA ini gak pada stres, hahaha"

Pakkkkk...gorengan mendarat tepat dimuka apri, sindiran apri bikin rici sedikit naik darah. Sontak kami semua tertawa karena kekonyolan mereka berdua. Siswa lain yang saat itu juga sedang makan tak ketinggalan ikut tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun