Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nonsen, Pileg Tampa Money Politics

3 Januari 2023   12:06 Diperbarui: 3 Januari 2023   18:47 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui juru bicara Sekretaris PP Muhamadiyah Abdul  Mu'ti mendukung pemilu tertutup atau coblos partai (CNN,30/12/22). Alasannya sistem pemilu tersebut meningkatkan praktek money politis yang berlebihan dan membunuh  pamor partai dan kedaulatan partai.

Pertanyaannya, apakah sistem proporsional tertutup akan menjamin atau memastikan praktek politik uang ? Apakah sistem tertutup tersebut betul mereduksi biaya politik / ongkos politik ?

Diperkirakan tidak ada jaminan proses politik pencalegan terbebas dari politik uang,atau setidaknya Caleg akan tetap dipaksa untuk belanja politik dalam rangka mensukseskan pencalegan dirinya, mendukung dan turut serta andil membiayai  infrastruktur partai.

Apapun sistem pemilu yang akan diterapkan, tetap saja Caleg harus belanja politik dengan tidak sedikit keluarkan uang pribadi atau harus meminjam dana dari pihak ketiga.

 Yang tidak setuju atas pernyataan kesimpulan tersebut, silahkan buktikan jika Anda bersih dari politik uang. Anda pantas menjadi "politisi sosial" milik masyarakat dan aset mahal untuk demokrasi. Anda akan menjadi negarawan yang akan menjadi icon demokrasi sesungguhnya di blantika politik tanah air.

Besaran Ongkos Politik

Jika dihitung dengan rupiah, dibutuhkan kisaran biaya 500 rb -1 juta rupiah per satu suara. Itu pun dihitung mundur 2-3 tahun dari Jadwal resmi dari KPU pendaftaran Caleg. Belum biaya saat hari H pencoblosan ,harus menyiapkan ribuan amplop untuk serangan wajar.

Individu yang akan terjun sebagai bakal Caleg dituntut oleh partai agar melibatkan diri dan sudah melakukan sosialisasi dini ke masyarakat /konstituens.Individu sudah memulai mengucurkan dana untuk  diberikan dalam bentuk kegiatan sosial, sumbangan pribadi dan sumbangan taktis / tak terduga.

Bayangkan ,satu Caleg yang menginginkan suara di daerah pemilihan kabupaten dan kota( DPRD Kab./ Kota)  butuh 8000 pemilih. Tinggal kalikan saja biaya sosialisasi dan belanja politik yang akan dikeluarkannya.  Jumlah milyaran bahkan puluhan milyaran yang harus berbelanja politik.

Fakta, hanya orang nekat dan haus kekuasaan yang akan menerima realitas hukum pasar jika untuk menjadi anggota dewan membutuhkan pendanaan jumbo.

Risiko paling pahit jika gagal menjadi anggota dewan adalah menjadi gila atau pura- pura gila. Makanya banyak Caleg menjadi stres atau gila karena gagal menjadi dewan dan telah membuang ratusan bahkan milyaran rupiah. Parahnya mereka sudah menjual ,gadaikan aset atau meminjam bank sebagai sumber pembiayaan pencalegan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun