Mohon tunggu...
Hertasning Ichlas
Hertasning Ichlas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Peneliti di Van Vollenhoven Institute, Universitas Leiden. Minat riset formasi dan instrumentalisasi hukum, perubahan agraria dan ekologi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bambang Pranoto dan Kisah Minyak Kutus-Kutus

16 Juli 2024   16:22 Diperbarui: 17 Juli 2024   08:00 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto telaga di kastil. Credit foto: idem dito

Kehendak bebas bercampur ayunan nasib menyeret langkahnya ke Bali pada 2002. Ia memaksudkan untuk mengubah hidupnya yang serba cepat dan terburu-buru di Jakarta menjadi lebih lambat, tenang dan ringan. Bali menjadi pilihannya. Ia mengaku Bali adalah caranya untuk kem(Bali) dari hidup sebelumnya yang berpindah-pindah.

Di daerah bernama Gianyar itu Ia membuat restoran kecil atas saran kawan-kawannya sebagai sumber penghidupan. Ia memasak sendiri, menjadi koki, menjadi kasir, dan pelayan untuk restorannya bernama Mango Lango.  
            

                                                                                                                             

Foto Bambang Pranoto. Credit foto: Kutus-Kutus Property International BV
Foto Bambang Pranoto. Credit foto: Kutus-Kutus Property International BV
SELAMA hidup di Bali yang kisahnya tak selalu bermandikan sinar matahari dan kilauan pelangi, Ia kerap mendapat tawaran pekerjaan untuk kembali menjadi tukang profesional berpangkat tinggi dan bergaji besar di Jakarta.
 
Ia bergeming. Ia selalu merasa akan mendapatkan sesuatu yang besar di Bali.

Sesuatu yang besar itu pun datang pada kisaran 2011.

Saat itu Ia membawa banyak barang di tangannya untuk mondar-mandir pergi ke restoran miliknya. Yang hanya berbilang meter dari rumahnya. Jalanannya agak unik berupa pematang kecil menyusuri dua kali yang bersisian. Ia terperosok masuk ke lubang yang tak terlihat matanya. Hingga terjeblos ke pangkal paha.

Ia kemudian lumpuh.

Seketika hidupnya terpelanting drastis bersama bagian bawah badannya yang mati rasa.

Pengobatan tukang urut dan dokter serta obat-obatan tak kunjung menyembuhkan dirinya. Malah penggunaan obat berlebihan semakin memperparah keadaannya.

Ia mengambil sikap reflektif dari kejadian itu. Ia menarik dirinya mundur untuk menenangkan pikirannya dan mengingatkan dirinya sendiri. Bahwa dalam setiap penderitaan sekaligus di dalamnya ada pelajaran berharga dan jalan keluar.

Ia memutuskan menyembuhkan dirinya sendiri. Itulah saatnya Ia kembali bergumul dengan rempah-rempah untuk membuat ramuan minyak tradisional. Dari situlah Ia melahirkan minyak balur Kutus-Kutus yang terbukti telah menyembuhkan dirinya sendiri.
 
Awalnya minyak balur itu Ia bagikan cuma-cuma kepada kawan dekatnya yang berkunjung ke Bali. Ternyata banyak orang merasakan khasiat minyak itu dan menyarankan dirinya untuk menjualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun