Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita-cerita Seputar Jalan Pagi

30 Agustus 2024   09:11 Diperbarui: 30 Agustus 2024   09:53 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langkah sehat jalan pagi/Foto: Hermard

"Mangke sak sampunipun bibit lombok radi inggil, kedhah dipasangi cagak pring amrih witipun mboten ambruk. Lha ingkang awrat malih kedah nyemprot insektisida supados mboten keserang hama lan mupuk rutin-Setelah tanaman lombok tinggi, harus dipasangi bilah bambu sebagai penahan. Kerja yang lebih berat adalah menyemprot insektisida dan memberi pupuk secara rutin," imbuh Pak Wondo.

Keriuhan lain saat jalan pagi  ketika bertemu anak-anak. Ada yang sengaja jalan pagi bergerombol, ada pula  yang pulang dari masjid. Mereka tak segan menyapa dengan penuh takzim, "Mangga Pak..."

Menembus pagi/Foto: Hermard
Menembus pagi/Foto: Hermard

Setiap jalan pagi, saya selalu mengantongi gawai karena sering ada momen-momen tak terduga yang bisa diabadikan. Baik  sunrise maupun kegiatan pagi masyarakat desa saat berada di sawah maupun melintas di jalan desa. 

Dari sini, sebagai pecinta fotografi,  saya bisa mengembangkan kreativitas memotret, melakukan hal positif saat jalan pagi.

Pagi tak Terduga/Foto: Hermard
Pagi tak Terduga/Foto: Hermard

Pak Mudji dan Burung Perkutut
Di penghujung tahun 2021, saya dan keluarga pindah rumah ke wilayah Randugowang, mendekati perkotaan. Kebiasaan jalan pagi tetap dilakukan setelah subuhan. Hanya saja pemandangannya tidak lagi hamparan sawah menghijau, bulak, tetapi lebih banyak rumah penduduk, perumahan mewah, homestay, hotel, kafe, rumah makan, warung kelontong, sekolah, kios laundry, dan tempat hiburan malam.

Melintasi perumahan elite/Foto: Hermard
Melintasi perumahan elite/Foto: Hermard

Meskipun begitu masih ada beberapa petak sawah dan kebonan kosong dengan  pepohonan besar di beberapa tempat. Sawah di sini  mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang karena tidak ada selokan irigasi seperti sawah-sawah di desa Jamblangan, Jingin, maupun Babrik.

Melintasi Jalan Randugowang Utama, Jalan Shinta, Jalan Sherdia, Jalan Pandawa, Jalan Sadewa, dan Jalan Rama, setiap berpapasan dengan sesama penghobi jalan pagi, tegur sapa   berlangsung singkat: selamat pagi, mangga (mari), menganggukan kepala, atau cukup tersenyum. 

Beberapa lama kemudian, setelah sering bertemu barulah mengenal Mbak Ratna, Pak Kawit, Pak Mudji, Pak Marno (pensiunan Dinas Pendidikan Sleman), Pak Surya (pemilik toko sepeda), Pak Hartono (pensiunan guru), dan Pak Sugiarto (bekerja di BUMN). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun