"Mangke sak sampunipun bibit lombok radi inggil, kedhah dipasangi cagak pring amrih witipun mboten ambruk. Lha ingkang awrat malih kedah nyemprot insektisida supados mboten keserang hama lan mupuk rutin-Setelah tanaman lombok tinggi, harus dipasangi bilah bambu sebagai penahan. Kerja yang lebih berat adalah menyemprot insektisida dan memberi pupuk secara rutin," imbuh Pak Wondo.
Keriuhan lain saat jalan pagi  ketika bertemu anak-anak. Ada yang sengaja jalan pagi bergerombol, ada pula  yang pulang dari masjid. Mereka tak segan menyapa dengan penuh takzim, "Mangga Pak..."
Setiap jalan pagi, saya selalu mengantongi gawai karena sering ada momen-momen tak terduga yang bisa diabadikan. Baik  sunrise maupun kegiatan pagi masyarakat desa saat berada di sawah maupun melintas di jalan desa.Â
Dari sini, sebagai pecinta fotografi, Â saya bisa mengembangkan kreativitas memotret, melakukan hal positif saat jalan pagi.
Pak Mudji dan Burung Perkutut
Di penghujung tahun 2021, saya dan keluarga pindah rumah ke wilayah Randugowang, mendekati perkotaan. Kebiasaan jalan pagi tetap dilakukan setelah subuhan. Hanya saja pemandangannya tidak lagi hamparan sawah menghijau, bulak, tetapi lebih banyak rumah penduduk, perumahan mewah, homestay, hotel, kafe, rumah makan, warung kelontong, sekolah, kios laundry, dan tempat hiburan malam.
Meskipun begitu masih ada beberapa petak sawah dan kebonan kosong dengan  pepohonan besar di beberapa tempat. Sawah di sini  mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang karena tidak ada selokan irigasi seperti sawah-sawah di desa Jamblangan, Jingin, maupun Babrik.
Melintasi Jalan Randugowang Utama, Jalan Shinta, Jalan Sherdia, Jalan Pandawa, Jalan Sadewa, dan Jalan Rama, setiap berpapasan dengan sesama penghobi jalan pagi, tegur sapa  berlangsung singkat: selamat pagi, mangga (mari), menganggukan kepala, atau cukup tersenyum.Â
Beberapa lama kemudian, setelah sering bertemu barulah mengenal Mbak Ratna, Pak Kawit, Pak Mudji, Pak Marno (pensiunan Dinas Pendidikan Sleman), Pak Surya (pemilik toko sepeda), Pak Hartono (pensiunan guru), dan Pak Sugiarto (bekerja di BUMN).Â