Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita-cerita Seputar Jalan Pagi

30 Agustus 2024   09:11 Diperbarui: 30 Agustus 2024   09:53 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langkah sehat jalan pagi/Foto: Hermard

Dua nama terdepan mudah diingat karena mereka memiliki kebiasaan unik. Mbak Ratna selalu tampil fashionable dan  mengenakan tas pinggang berisi makanan kucing. Ia sesekali berhenti memberi makan kucing yang menunggunya dengan setia di beberapa tempat. 

Sedangkan Pak Kawit setiap pagi berkeliling naik sepeda jengki. Dari kejauhan, kehadirannya sudah bisa ditebak karena di bagian stang dipasangi lampu biru berkedip, sedangkan di slebor belakang dihiasi lampu berwarna kuning. Ditambah tiang antena cukup tinggi. Ia berkeliling sambil "ngebrik" dan terkadang membawa teropong.

"Ngebrik untuk bertukar informasi keamanan dan koordinasi kegiatan. Sedangkan teropong digunakan  menikmati  gunung merapi dari kejauhan. Siapa tau terjadi erupsi," jelas Pak Kawit saat berhenti di depan perumahan.

Sosok paling ramah adalah Pak Mudji. Lelaki renta itu  setia mengurusi tiga petak sawahnya yang terpencar di selatan kampung Karang Mloko. Pergi ke sawah selalu naik sepeda onthel butut dengan sebilah arit terselip di boncengan. 

Pada perkenalan pertama, saya dan Ibu Negara Omah Ampiran sengaja dicegat dan ditanyai nama, tinggal di sebelah mana, pekerjaannya apa. Pada pertemuan berikutnya, di petak sawah di barat kluster Vimala, ia kian membuka diri.

"Menika sabin kula. Wiyaripun sewu meter. Sampun dinyang tigang milyar. Namung mboten kula sukakaken. Lha mangke artane namung telas mboten karuan. Napa malih sak menika pados sabin angel, sami dibangun griya kontrakan. Lare-lare enem mboten purun tani-Ini sawah saya. Luasnya seribu meter. Sudah ada yang mau membeli tiga milyar. Tapi saya tolak. Takut uangnya habis entah kemana. Lagi pula mencari sawah baru sekarang sulit karena tanah sawah sudah beralih fungsi sebagai lahan pembangunan rumah kontrakan. Generasi muda sudah tidak tertarik kerja di sawah," cerita Pak Mudji.

Demi kelestarian alam/Foto: Hermard
Demi kelestarian alam/Foto: Hermard
Keasyikan jalan pagi mengelilingi Randugowang dan Karang Mloko ketika dari atas pohon besar di kebonan  terdengar suara khas burung perkutut, prenjak, yang merdu menenangkan. Di beberapa wilayah Yogyakarta, burung perkutut sengaja dilepas liarkan agar  dapat hidup dan berkembang biak di alam bebas. 

Dalam tulisan "Rezeki dan Cinta Kasih dalam Perburuan Perkutut", Iman Budhi Santosa mencatatkan bahwa sejak dulu, bagi masyarakat Jawa, burung perkutut dianggap sebagai burung "sakral", dapat memberikan berbagai isyarat atas peristiwa kosmis yang sulit dijangkau nalar. 

Bagi kalangan tertentu, memelihara perkutut adalah dalam rangka lelaku spiritual, sehingga bukan hanya untuk klangenan, tetapi guna mengejar nilai-nilai magis. Tidak mengherankan jika dalam masyarakat Jawa, kedudukan perkutut begitu istimewa, tidak tergeser oleh simbol-simbol peliharaan "kekinian": cucak rowo, poksay, hwa bie, bekisar, dan lovebird.

Jalan panjang/Foto: Hermard
Jalan panjang/Foto: Hermard
Begitulah, jalan pagi ternyata dapat menenangkan suasana hati,  mengurangi stres/kecemasan. Di samping itu membantu menjaga kekuatan otot, menjadi momen  bertemu orang baru, meningkatkan hubungan sosial dan memperluas  pertemanan, keluar dari rutinitas sehari-hari, dan berinteraksi dengan orang lain.

Jalan pagi ternyata bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan mental dan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun