Mohon tunggu...
Sitti Fathimah Herdarina Darsim
Sitti Fathimah Herdarina Darsim Mohon Tunggu... -

a volunteer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Langit

18 Oktober 2014   12:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu sempat melontarkan pertanyaan “Ini siapa?” Aku bisa merasakan tanganmu bergetar. Aku tahu kamu takut. Tapi aku hanya diam dan terus membawamu ke tempat di mana kamu bisa duduk dengan tenang.

Setelah aku mendudukkanmu di salah satu bangku perpustakaan, aku melepaskan tanganmu dan berusaha mencari penerangan di luar perpustakaan. Hanya beberapa saat setelah aku keluar, lampu telah menyala kembali.

Aku ingin berlari secepatnya untuk menemuimu. Sebelum kudapati telah ada orang lain yang berdiri di sana, di tempatku seharusnya berdiri dan menggenggam tanganmu. Kamu pasti mengira orang itulah yang menolongmu. Tentu saja, orang itu adalah orang terdekat denganmu, si Ketua MPK.

—————

Beberapa hari setelahnya, entah itu adalah sebuah kebetulan atau kesengajaan. Seseorang yang seisi sekolah ini pun tahu sangat dekat denganmu bercerita kepadaku. Tentu saja, dia adalah si Ketua MPK. Sepertinya dia menyukaimu.

Dia bercerita tentangmu. Tentang hal-hal menjengkelkan, menyenangkan, sampai hal-hal lucu darimu. Ada perasaan senang ketika mendengar hal-hal baru tentangmu, yang kutahu pasti tak akan kutahu jika bukan dari orang ini. Akan tetapi, ada juga perasaan kesal kepadanya karena dia jauh lebih tahu tentangmu. Karena sejak pertama dia mengalami semuanya bersama denganmu. Apa mungkin aku menyukaimu? Seorang gadis yang terpaut dua tahun denganku?

—————

Hari ini hari kelulusan. Lagi-lagi namamu dipanggil naik ke atas panggung karena mendapat nilai ujian terbaik. Setelah itu, kamu mengucapkan salam perpisahan lebih cepat karena malam itu juga kamu akan berangkat ke Beijing untuk melanjutkan kuliah.

Aku memutuskan untuk mengakui perasaanku kepadamu. Saat pandangan orang-orang tertuju kepada seseorang yang paling berpengaruh di angkatanmu, Deru Laut. Aku mengajakmu ke satu sudut sekolah tempat favoritku. Perpustakaan.

“Kak, aku udah lama suka sama Kak Aya,” akhirnya kata-kata itu meluncur juga dari mulutku. Tidak ada lagi basa-basi.

Hening. Semenit. Dua menit. Tiga menit. Lima menit. Sepuluh menit. Lima belas menit sudah aku menunggu kamu mengucapkan sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun