Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Budaya

Alumnus Universitas Islam Indonesia 2001. Pecinta budaya dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pemberontakan Pohon-pohon

9 Januari 2024   11:05 Diperbarui: 7 Maret 2024   01:14 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon-pohon yang tersisa karena aksi pembalakan liar. Sumber: AFP/DELIL SOULEIMAN via KOMPAS.com

Kristal yang keluar dari nafasnya memasuki nafas si boss. Kemudian si boss laporan kepada yang berwenang ketika memberikan fee atas tiap pohon yang ditebang siang harinya.

"Pohon yang tumbang  kemarin sesuai laporan mandor sebanyak tujuh puluh pohon!"

Kristal yang keluar dari nafasnya memasuki nafas si atasannya. Demikian selanjutnya sehingga semua manusia yang terlibat jaringan penebangan pohon terkontaminasi kristal lembut itu. Maka lama kelamaan, tubuh mereka mengalami keanehan, darah mereka memadat, mengkristal pelan-pelan menjadi debu. Semakin lama mereka menjadi debu yang dibungkus seragam, debu yang dibungkus kekayaan harta, debu yang dibungkus jabatan publik. Hingga puncaknya, tubuh tubuh mereka seluruhnya menjadi debu, luruh kembali ketanah, menjadi tempat hidup pohon-pohon baru.

Ponororo, januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun