Bayu Gandana pada pagi Subuh itu masih bertafakur di Musholla kecil belakang Kedai Ki Damar. Suasana pagi yang tenang dan udara yang sejuk menambah rasa khusyu aktivitas dzikir Bayu Gandana.
Bayu masih melakukan aktivitas di Mushalla kecil itu sampai tiba waktu sholat Dhuha. Baru setelah selesai sholat Dhuha, Bayu meninggalkan Musholla.Â
Baru ingat pagi ini Bayu ada janji dengan Ki Damar untuk mengunjungi penduduk setempat yang memerlukan pengobatan.
Rupanya Ki Damar sengaja mengajak Bayu untuk membantu pasiennya yang sudah sebulan ini tidak mengalami kemajuan berobat kepada Ki Damar. Â Â
Ki Damar mempersiapkan ramuan obat yang nanti dibawa. Ramuan ini sudah sebulan diberikan kepada pasiennya tapi masih belum terlihat tanda-tanda kemajuan.
Bayu dan Ki Damar hanya cukup berjalan kaki ke rumah pasien yang merupakan penduduk setempat.
Jarak dari Kedai itu hanya sekitar 15 menit perjalanan. Jarak yang relatif dekat untuk ukuran peduduk di desa itu.
Rumah-rumah di sekitar itu hanya ada beberapa saja dengan jarak antar rumah cukup renggang.
Selebihnya adalah pepohonan yang sebagiannya berbatasan langsung dengan Leuweung Hideung.
Ketika Bayu memasuki rumah pasien Ki Damar, ada aura janggal dan bau bangkai yang dirasakan pemuda itu.