Mata iblis selalu memperhatikan gerak gerik Bayu Gandana. Awalnya pemuda ini tidak menyadari tetapi setelah bau menyengat itu hadir, Bayu bisa melihat melalui mata batinnya, mata berwarna merah penuh api dendam.
Awalnya Bayu merasakan ada tatapan mata iblis ini, saat dirinya berada di Leuweung Hideung waktu memberi pertolongan kepada Bonang.
Ya benar itu mungkin Ibrlis bermata satu yang menjadi perinbcangan penduduk selama satu windu ini.
Hanya saja pemuda ini tidak menyangka jika saat ini, mata batinnya merasakan sorotan tajam mata iblis itu.
Bayupun bertanya-tanya apakah ini ada hubungannya dengan wanita, pasiennya Aki Damar yang saat ini tengah menderita sakit?
Usai melakukan pengobatan tersebut Ki Damar mengjak Bayu mengunjungi sebuah kuburan yang berada di ujung Desa dekat perbatasan arah Utara.
"Ini makam Mbah Elang. Beliau adalah sesepuh di Desa ini yang juga Guru bagi para Tabib di sekitar Desa ini." Kata Ki Damar memberikan penjelasan.
Bayu hanya mengangguk sambil memperhatikan makam Mbah Elang yang bersih terurus. Suasana di sana juga terasa sejuk di hati.
Ini pertanda bahwa Mbah Elang adalah bukan orang sembarangan karena di sekitar makamnya tidak ada satupun roh-roh jahat yang berani mengganggunya.
Selesai berziarah ke makam Mbah Elang, mereka kembali menuju ke Kedai Aki Damar.
Cerita tentang Mbah Elang berlanjut di teras Kedai Aki Damar.