Proses kromatografi adalah salah satu teknologi untuk memurnikan komponen gula dari bahan non gula seperti abu dan mineral. Dengan cara ini fraksi sukrosa dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa) dapat dipisahkan dari komponen abu atau  mineral dalam tetes tebu.
Hasil proses pemisahan cara kromatografi yang pernah dilakukakn dapat memisahkan fraksi dengan kandungan sukrosa mencapai 90 persen ada pada fraksi sukrosa (Hongisto dan Heikkila, 1977).
Teknik kromatografiini banyak dimanfaatkan dalam penelitian-penelitian pemanfaatan  tetes tebu. Misalnya dikerjakan oleh Kakihana (1989), menggunakan teknik kromatografi untuk proses pengambilan gula dari tetes tebu.
Begitu pula El-Naggar et, al. (1987) memanfaatkan kromatografi resin penukar ion utuk memproduksi gula cair dari tetes tebu. Demikian pula Lin dan Hsieh (1991) mempelajari kemampuan kromatografi resin penukar ion untuk memproduksi sirup invert.
Seoran Periset Hongisto (1980) menyatakan bahwa proses pengambilan kembali gula yang terkandung dalam tetes tebu dengan teknik kromatografi dipengaruhi oleh nilai koefisien distribusi.
Suatu tetapan yang diperoleh dari perbandingan konsentrasi suatu komponen yang terdapat pada fase gerak. Urutan koefisien distribusi pada proses separasi tetes tebu adalah non gula (abu) < sukrosa
Hal ini berarti fraksi abu mempunyai waktu retensi lebih singkat dan akan terpisah lebih dulu dari fraksi sukrosa, glukosa dan fruktosa. Pemisahan abu dari komponen lainnya (sukrosa, glukosa  maupun fruktosa) dirasakan sangat penting karena akan meningkatkan kemurnian dari komponenn sukrosa, glukosa maupun fruktosa.
Dalam proses kristalisasi abu dapat menghambat pembentukan kristal dan membawa sukrosa ke dalam tetes. Dalam  proses fermentasi, abu dapat menghambat metabolisme dan  produktivitas mikroorganisme.
Pemisahan sukrosa untuk dikristalkan kembali secara teoritis berpotensi meningkatkan kristal antara 0,60 -- 1,10 ton per ha tebu.
Glukosa dan fruktosa yang merupakan komponen non sukrosa masih dapat dimanfaatkan untuk bahan baku fermentasi maupun sirup fruktosa tinggi melalui proses enzimatis.
Potensi tersebut diatas diharapkan akan membantu meningkatkan daya saing dan pendapatan pabrik gula dengan mengoptimalkan produk diversifikasinya.Â