Tetes pada kekentalan 50 derajat Brix harus dijernihkan terlebih dahulu dengan asam fosfat untuk menghilangkan koloid, suspensi dan mineral akan mengganggu dan menutupi permukaan aktif resin yang nanti digunakan pada proses kromatografi.
Hanya tetes tebu yang jernih yang dapat dilewatkan melalui kolom kromatografi berisi resin kation asam kuat.
Proses kromatografi dilakukan terhadap tetes untuk memisahkan sukrosa dari komponen lain dalam tetes.
Untuk mendapatkan perolehan kembali sukrosa dari teets tebu maka sangat perlu untuk dipelajari factor-faktor seperti laju alir eluen, temperatur operasi, besarnya "feed" bahan, penetapan waktu retensi sukrosa dan gula reduksi.Â
Dengan mempelajari factor-faktor pembatas tersebut maka akan dapat diketahui kondisi optimal pemisahan kromatografi yang efektif untuk mendapatkan fraksi sukrosa dengan kemurnian yang tinggi.
Dengan demikian proses rekristalisasi fraksi sukrosa menjadi gula pasir akan lebih mudah. Diperlukan pula kajian mengenai factor-faktor yang berpengaruh terhadap rekristalisasi sukrosa agar kristal yang dihasilkan dapat mencapai kualitas gula tertentu.
Teknologi ini sudah semakin berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan teknik kromatografi. Namun industri gula kita belum sempat berfikir ke arah tersebut. Mereka masih terlalu sibuk mengejar target swa sembada gula pasir.
@hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H