Peran Penting Resin Penukar IonÂ
Dalam proses pemisahan secara kromatografi, resin sangat berperan sebagai pemisah dan berfungsi memfraksinasikan komponen gula dan non gula.
Resin adalah senyawa polimer yang merupakan gabungan antara Stirena dan Divinil benzena melalui suatu ikatan  silang.
Derajat ikatan silang resin mempunyai hubungan dengan sifat fisik dari resin itu sendiri.
Suatu resin dengan derajat ikatan silang sebesar 4 persen mempunyai arti bahwa polimer yang terbentuk terdiri dari 4 bagian Divinil benzena dan 96 bagian Stirena.
Menurut Mochtar (1973), resin yang  banyak digunakan pada umumnya adalah jenis resin organic sintetis yang bersifat polielektrolit.
Secara komersial dikenal 4 jenis resin yaitu jenis kation asam kuat, anion basa kuat, kation asam lemah dan anion basa lemah.
Resin yang digunakan dalam proses fraksinasi komponen gula dalam teets secara kromatografi kolom adalah dari jenis  kation asam kuat  dengan derajat ikatan silang antara 4 -- 8 persen dan ukuran resin antara 0,35 -- 0,60 mm (Hongisto, 1977).
Mekanisme pemisahan dan fraksinasi komponen-komponen dalam tetes tebu  berdasarkan pada prinsip perbedaan berat molekul, daya adsorpsi resin dan efek filtarsi resin terhadap bahan (Hongisto, 1977).
Komponen  non gula karena sifatnya yang relatif tidak teradsoprsi oleh resin akan menempati fraksi pada posisi  terbawah dalam kolom kromatografi.
Sukrosa dengan berat molekul yang lebih besar dari gula reduksi akan menempati fraksi pada posisi berikutnya sedangkan gula reduksi berada pada posisi teratas.