"Sudahlah Kinanti berhentilah menangis. Aku yakin kau sudah bisa merasakan betapa aku selalu mengharapkanmu menjadi istriku. Kinanti Puspitasari adalah takdirku dariNya." Kataku sambil menghapus air mata dipipinya.
"Kinanti tersenyumlah!" Pintaku sambil aku memandang wajah cantiknya.
Kinanti mulai tersenyum dan aku merasa lega satu himpitan di dadanya sudah lepas. Aku juga sudah merasakan kelegaan suasana hatinya.
"Aku sudah mendapat izin dari Daisy Listya tentu saja juga harus mendapat izin dari Diana Faria," kata Kinanti.
"Kalau begitu sapalah Diana Faria yang ada dalam pangkuanmu. Mintalah izin padanya agar Alan Erlangga diizinkan menjadi suamimu."
Mendengar ini Kinanti tersenyum lalu kembali memandang foto yang ada dalam pangkuannya.
"Alan bantulah aku untuk menghilangkan rasa ragu ini bahwa aku mencintaimu," kata Kinanti.
"Inshaa Allah. Jangan ada lagi keraguan dalam dirimu bahwa kau adalah TakdirNya untukku," kataku memberikan keyakinan kepada Kinanti.
Kami hanya bisa saling bertatapan penuh dengan pancaran cahaya cinta dari mata kami. Maka ruangan itupun sekarang penuh dengan senyum dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H