Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sebuah Jejak Foto Masa Lalu

2 November 2020   15:29 Diperbarui: 2 November 2020   16:28 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Semakin terasa bagiku kini Kinanti mulai bisa membuka hatinya untukku. Benarkah? Apakah Kinanti kali ini sudah siap menerima cintaku?

Sabtu pagi udara begitu cerah. Cuaca yang sangat mendukung keceriaan Kinanti. Aku bisa melihat dan merasakan betapa Kinanti begitu ceria dipagi hari ini.

Jumat sore itu aku memang tidak bisa menjemput Kinanti di Bandara Juanda namun Sabtu pagi ini aku sudah berada di Jalan Sulawesi, siap untuk menjemput di tempat kediaman Pamannya tentu saja untuk mengajak Kinanti berakhir pekan.

Semua agenda Laboratorium yang biasa aku kerjakan pada Sabtu itu, sengaja aku tunda. Sabtu ini khusus aku persembahkan untuk Kinanti.

Sudah sepakat acara kami mengunjungi Taman Safari di Pandaan yang letaknya antara Surabaya - Malang.

Perjalanan dari Surabaya menuju Pandaan relatif lancar. Hanya dalam waktu satu setengah jam kami sudah tiba.

Menggunakan mobil khusus Taman Safari, kami berkeliling bersilaturahmi menemui Singa, Macan, Gajah, Jerapah dan semua binatang yang ada.

Sebenarnya selama di Taman Safari itu aku justru lebih banyak memperhatikan Kinanti yang kelihatan menikmati sekali liburan dengan udara sejuk pegunungan.

Wajah wanita cantik ini kelihatan ceria penuh dengan kegembiraan. Kadang kadang Kinanti tertawa lepas diantara dialog yang sengaja aku ucapkan penuh kelucuan.

Melihat hal ini aku bersyukur ternyata Kinanti sudah bisa melupakan kekecewaannya karena kegagalan pernikahannya tempo hari.

Setelah lelah berkeliling aku mengajak Kinanti duduk santai di sebuah cafe kecil yang di depannya ada sungai kecil dengan air jernih yang mengalir ke hilir. Sebuah Mushalla walaupun mungil namun bersih tertata bisa digunakan pengunjung untuk Sholat. Aku dan Kinanti pun sempat sholat Dhuhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun