"Adzkia." Kata gadis itu menyebutkan namanya sambil tersenyum.
"Prasaja Utama." Kata Prasaja sambil menjabat tangan yang lembut itu.
"Aya baru kali ini ikut kegiatan di Masjid Kampus ini." Suara Rafli menjelaskan kepada Prasaja. Dalam pikiran Prasaja memang baru pertama kalinya dia berjumpa gadis ini dalam acara pengajian rutin di Masjid Kampus ini.
"Oh ya panggilannya Aya?" Tanya Prasaja sambil menatap gadis cantik berhijab ini. Aya hanya mengangguk sambil tersenyum. Prasaja merasakan rasa damai menatap wajah tenang gadis itu.
Nama Adzkia Samha Saufa yang diberikan orang tuanya memiliki arti wanita yang cerdas, murah hati dan penyabar. Nama yang melekat pada dirinya menunjukkan ciri kepribadian gadis ini. Prasaja Utama sangat bersyukur bisa mengenal Aya, wanita yang cerdas, murah hati dan penyabar.
Saat itu sejak perkenalan dengan Adzkia, Prasaja selalu teringat kepada gadis itu dan akhirnya memang Tuhan sudah menuliskan Takdir-Nya sehingga saat ini Prasaja telah dizinkan Tuhan mempersunting Aya menjadi istrinya.
Kisah cinta Prasaja dengan Adzkia lebih banyak dihabiskan dalam keseharian kegiatan di Masjid Kampus ini. Berbahagialah Prasaja bertemu dengan gadis cerdas sholehah dan cantik seperti Adzkia. Baginya, Adzkia adalah seorang wanita yang sangat istimewa yang hadir dalam hidupnya.
Wajahnya yang lembut memancarkan kecantikannya yang utuh alami. Tidak aneh jika Prasaja selalu betah memandang wajah cantiknya karena membuat hatinya selalu sejuk dan damai.
"Mas. Kok, makan sambil melamun?" Prasaja dikejutkan oleh teguran istrinya sekaligus membuyarkan semua lamunan masa indah perkenalan pertamanya dulu bersama Adzkia yang sekarang sudah menjadi istrinya.
"Oh iya. Tadi tiba-tiba saja aku ingat masa-masa di Masjid Kampus dulu saat pertama kali berkenalan denganmu." Kata Prasaja tersenyum penuh arti.
"Ah rupanya Mas Pras sedang bernostalgia." Suara Adzkia terdengar senang sementara pipinya merona merah mungkin Adzkia juga teringat kenangan indah itu dulu.