Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nasi Goreng Cinta dan Rindu Momongan

16 Agustus 2020   13:40 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:42 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Dokumen Hensa 

"Adzkia." Kata gadis itu menyebutkan namanya sambil tersenyum.

"Prasaja Utama." Kata Prasaja sambil menjabat tangan yang lembut itu.

"Aya baru kali ini ikut kegiatan di Masjid Kampus ini." Suara Rafli menjelaskan kepada Prasaja. Dalam pikiran Prasaja memang baru pertama kalinya dia berjumpa gadis ini dalam acara pengajian rutin di Masjid Kampus ini.

"Oh ya panggilannya Aya?" Tanya Prasaja sambil menatap gadis cantik berhijab ini. Aya hanya mengangguk sambil tersenyum. Prasaja merasakan rasa damai menatap wajah tenang gadis itu.

Nama Adzkia Samha Saufa yang diberikan orang tuanya memiliki arti wanita yang cerdas, murah hati dan penyabar. Nama yang melekat pada dirinya menunjukkan ciri kepribadian gadis ini. Prasaja Utama sangat bersyukur bisa mengenal Aya, wanita yang cerdas, murah hati dan penyabar.

Saat itu sejak perkenalan dengan Adzkia, Prasaja selalu teringat kepada gadis itu dan akhirnya memang Tuhan sudah menuliskan Takdir-Nya sehingga saat ini Prasaja telah dizinkan Tuhan mempersunting Aya menjadi istrinya.

Kisah cinta Prasaja dengan Adzkia lebih banyak dihabiskan dalam keseharian kegiatan di Masjid Kampus ini. Berbahagialah Prasaja bertemu dengan gadis cerdas sholehah dan cantik seperti Adzkia. Baginya, Adzkia adalah seorang wanita yang sangat istimewa yang hadir dalam hidupnya.

Wajahnya yang lembut memancarkan kecantikannya yang utuh alami. Tidak aneh jika Prasaja selalu betah memandang wajah cantiknya karena membuat hatinya selalu sejuk dan damai.

"Mas. Kok, makan sambil melamun?" Prasaja dikejutkan oleh teguran istrinya sekaligus membuyarkan semua lamunan masa indah perkenalan pertamanya dulu bersama Adzkia yang sekarang sudah menjadi istrinya.

"Oh iya. Tadi tiba-tiba saja aku ingat masa-masa di Masjid Kampus dulu saat pertama kali berkenalan denganmu." Kata Prasaja tersenyum penuh arti.

"Ah rupanya Mas Pras sedang bernostalgia." Suara Adzkia terdengar senang sementara pipinya merona merah mungkin Adzkia juga teringat kenangan indah itu dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun