Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nasi Goreng Cinta dan Rindu Momongan

16 Agustus 2020   13:40 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:42 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini yang membuat Prasaja merasa prihatin. Kendati begitu mereka selama ini tidak pernah berhenti berusaha. Pernah juga mereka sengaja mengambil liburan selama seminggu katakanlah mirip-mirip bulan madu kedua.

Selama liburan itupun mereka merasakan kebahagiaan seperti halnya pengantin baru. Saat kembali bertemu dengan rutinitas sehari-hari ada perasaan semangat baru.

Upaya itupun ternyata masih belum membuahkan hasil. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, pemeriksaan Pap smear atau Pap test selalu dilakukan Adzkia setahun sekali.

Pemeriksaan ini adalah metode screening ginekologi untuk memeriksa rahim yang dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sejak dini adanya sel penyebab kanker.

Sejauh ini hasilnya selalu baik tidak ditemukan hal-hal yang mengingdikasikan kelainan serviks. Hanya saja dalam 5 tahun terakhir ini Adzkia sudah tidak melakukan Pap test lagi, Walaupun Prasaja sudah berkali-kali mengingatkannya.

"Iya Mas! Nanti saja bulan depan." Adzkia selalu memberikan jawaban serupa, setiap Prasaja mengingatkannya.

"Catat ya sayang! Jadwal bulan depan pemeriksaan rutin!" Tegas suaminya.

"Iya, iya Mas! Aku sudah catat!" Kata Adzkia sambil tangannya mengambil spidol dan menuliskan jadwal di papan white board itu.

Sebenarnya Prasaja selalu merasakan yang saat ini diharapkan istrinya. Namun demikian, hari-hari bersama istri tercinta selalu penuh dengan canda dan tawa riang seakan semua rasa gundah itupun hilang begitu saja. Kebahagiaan selalu hadir saat istri tercinta bersamanya.

Prasaja tetap sangat bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan. Mungkin belum saatnya Tuhan menitipkan seorang anak untuk mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun