Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sekilas tentang "Sweet Sugar" (5): Teknologi Kompos dari Limbah Padat Pabrik Gula

7 Juli 2020   16:30 Diperbarui: 13 Juli 2020   17:20 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanganan limbah padat blotong dan abu ketel bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos yang berguna untuk pupuk organik tanaman tebu.

Bagaimanakah proses pembuatan kompos dari bahan limbah tersebut? Mari kita simak uraian berikut ini.

Karakter Limbah Padat Pabrik Gula

Beberapa Pabrik Gula (PG) telah memanfaatkan blotong dengan menyebarkan ke lahan tebu sebagai sumber bahan organik dengan dosis berkisar antara 40 -- 60 ton per hektar.

Masalah utama pada aplikasi blotong ke lahan adalah ketersediaan blotong dan biaya aplikasinya karena kebutuhan pemberiannya yang dalam jumlah besar seperti biaya angkut dan penyebarannya di lahan tebu.

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi tersebut maka diperlukan teknologi untuk mengubah limbah organik pabrik gula menjadi pupuk organik yang siap pakai dengan memiliki nilai-nilai lebih yang tidak terdapat pada blotong tanpa pengomposan. Pupuk organik  ini biasa disebut dengan kata Kompos.

Limbah padat pabrik gula yang berupa ampas tebu, blotong dan abu ketel mengandung sebagian unsur hara yang diserap tanaman tebu dari tanah.

Limbah tersebut berpotensi digunakan kembali sebagai sumber organik tanah melalui suatu proses, sehingga dapat dikembalikan ke lahan pertanian dengan aman.

Ampas tebu sebagai sumber organik memiliki komposisi yang didominasi oleh unsur carbon dalam bentuk selulosa, hemiselulosa dan lignin. Kadar Carbon sebesar 38,5 persen dan Nitrogen sebesar 0,29 persen.

Komposisi Carbon tinggi namun kadar Nitrogen amat rendah, sehingga ampas memiliki nisbah C/N yang sangat tinggi yaitu 137,5. Dengan komposisi ratio karbon terhadap nitrogen yang tinggi tersebut, maka ampas tebu sangat beresiko mengganggu tanaman apabila diberikan langsung pada tanaman.

Blotong, khususnya blotong sulfitasi lebih sesuai karakternya untuk digunakan sebagai bahan utama pupuk organik. Hal ini disebabkan nisbah C/N yang cukup ideal sekitar 30 -40, walaupun terdapat variasi untuk masing-masing pabrik gula antara 25 -- 80.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun