Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dzikir Fitrah Dua Hati

15 Agustus 2019   15:29 Diperbarui: 15 Agustus 2019   15:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mungkin cara terbaik adalah hanya dengan berserah diri kepadaNya akhirnya akan kutemukan siapa diriku. Aku adalah kefanaan yang dengan pasti berasal dari ketiadaan. Sedangkan Allah adalah sejati sejatinya Kekekalan."

Hari-hari nampak seperti merayap namun pasti akan lewat begitu cepat. Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan saat saat penting terlewatkan begitu saja. Semua hari begitu berarti dalam hidupku.

Semua hari memiliki asa, harapan dan sebaik-baik harapan adalah Ridho Allah. Setiap hari yang terlewati adalah berkurangnya kehidupan dan semakin dekatnya hari kematian. Benar orang-orang Bijak selalu berkata bahwa dalam hidup ini tidak ada yang pasti. Dalam hidup ini yang pasti hanyalah hari datangnya kematian.

"Hensa. Woi Hensa!" terdengar suara Alan membangunkanku dari renungan yang dalam itu.

"Kamu pasti sedang rindu sama Aini ya!" kembali suara Alan. Aku menatap sobat kentalku. Jujur aku memang sedang rindu sekali kepada Aini.

"Ya sebulan sudah dia pergi. Sejak telpon terakhir minggu lalu, Aini belum menghubungiku lagi. Emailku yang kemarin saja belum dibalasnya," kataku datar.   

"Mungkin dia sibuk. Katamu dia sedang intensif bahasa Inggris."

"Iya tiga bulan ini sebelum memulai kuliah semester pertama"

"Okey Bro kini saatnya kita pulang!" Ajak Alan Erlangga.

"Al sorry. Aku masih ada kelas Kimia Organik satu jam lagi. Kamu pulang duluan saja!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun