Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Artikel Utama

Ombak Putih Selat Sunda

20 Mei 2016   16:42 Diperbarui: 28 Juni 2024   16:21 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa hari ini Bayu belum menemukan sebuah Desa saat dia menuju ke arah Utara ini. 

Walaupun demikian langkahnya yang tegap masih menapakkan kedua kakinya di atas tanah berbatu sebuah jalan setapak yang sepi. Sebelah kiri kanan jalan menuju desa itu ada hutan belantara. 

Udara siang itu memang panas sekali. Dari arah Barat hutan tersebut beberapa binatang seperti monyet, rusa, kancil, babi hutan berlarian ke arah Timur melintasi jalan setapak itu. 

Bayu mengamati pemandangan di depannya sambil bertanya-tanya. Ada apa gerangan di dalam hutan sebelah Barat sana.

Binatang-binatang tersebut seperti sedang eksodus karena ada gangguan terhadap mereka. Pohon-pohon dalam hutan tersebut  beberapa banyak yang mengering karena sudah lama tidak pernah turun hujan.  

Serombongan rusa dan kambing hutan kembali melintas di depan Bayu. Mungkinkah ada Raja Hutan yang sedang memburu mereka?. Pikir Bayu.

Lelaki ini belum sempat menjawab pertanyaan tersebut, tiba-tiba ada lima ekor harimau juga berlari menghindar Hutan sebelah Barat tersebut. Berarti benar harimau-harimau itu yang mengejar mereka. 

Bayu melanjutkan perjalanannya. Baru saja beberapa langkah tiba-tiba ada lagi serombongan Kelinci Hutan berlari menuju arah Timur. Ah ternyata ada sebab lain binatang binatang ini berlari menuju Timur bukan karena dikejar Si Raja Hutan.

Bayu masih berfikir keras ada apa gerangan dengan binatang binatang tersebut berlarian menuju Hutan sebelah Timur. 

Sambil melangkah  menelusuri jalan setapak itu tidak terasa Bayu sudah berada di depan  sebuah Desa. Matahari sudah bergulir ke arah Barat menandakan hari sudah hampir senja. 

Pintu Gerbang Desa terlihat tidak utuh temboknya rusak seperti terkena benda keras. Di Desa itu hanya ada beberapa rumah tidak terurus dan nampaknya sudah tidak berpenghuni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun