“Kondisi warna hitam ini bisa membuat bakteri pengurai dalam kolam semaput nih Pak!” kataku lagi.
“Iya Pak akan saya benahi dan kordinasikan dengan bagian lain” kata Solihin.
“Bulan ini kita akan kedatangan tamu dari KLH Jakarta. Kalau bisa besok masalah ini sudah bisa diatasi. Coba Pak Solihin cek lagi kelebihan beban polutannya” kataku memberikan arahan agar beban polutan yang masuk kolam limbah ini sesuai dengan kapasitas operasionalnya. Solihin hanya mengangguk paham dengan apa yang diinginkan oleh Administraturnya.
Bulan ini sudah memasuki hari giling ke 93. Tidak terasa sudah 3 bulan pabrik ini melakukan proses pembuatan gula pasir. Jika ada setumpuk problem maka itu hal biasa karena juga selalu diiringi dengan setumpuk keberhasilan. Sebesar apa kontribusi pabrik ini untuk memenuhi swasembada gula Nasional?. Entahlah yang penting ada progres pembenahan yang nyata saja sudah merupakan kemajuan tersendiri bagi pabrik gula yang saat ini menjadi tanggung jawabku. Swasembada gula yang ditargetkan Pemerintah pada tahun ini nampaknya makin sulit dicapai karena target produksi 2,8 juta ton gula ternyata hanya tercapai sebesar 89,9% atau sebanyak 2,5 juta ton gula. Banyak faktor yang dijadikan alasan turunnya produksi gula nasional, di antaranya iklim, rendemen dan produktivitas tanaman yang juga menurun. Banyak pula faktor diluar itu yang harus disentuh dengan cara yang lain. Biarlah itu menjadi problem yang diselesaikan oleh kebijakan tingkat atas. Saat ini bagiku adalah bagaimana bisa membenahi pabrik gula yang menjadi tanggung jawabku.
Agenda hari ini yang padat telah membuat hari terasa menjadi singkat. Fina, sekretarisku memberitahukan bahwa pak Diman sudah siap mengantar pulang. Rutinitas yang membosankan. Beginikah ritme hidup seorang pegawai yang dibalut oleh pengabdian. Tidak tahu apakah pengabdian itu semu ataukah utuh bahkan mungkin hanya bungkus saja dari kepalsuan yang selama ini ada di Pabrik Gula ini. Sungguh aku tidak berani menerka apalagi memastikan.
Akupun segera saja meninggalkan ruang kerjaku. Saat itu tiba-tiba Fina memberitahukan ada fax dari Kantor Direksi baru saja masuk. Isinya ternyata besok akan kedatangan dua orang tamu dari Kantor Kementerian Lingkungan Hidup Jakarta. Setelah selesai membaca fax tersebut segera kuberikan kembali kepada Fina.
“Fina besok siapkan untuk penerimaan tamu dari Jakarta ini. Saya akan menemui mereka di ruang Administratur.”, kataku.
“Baik Pak”, kata Fina.
“Oh ya siapkan juga berkas laporan mingguan limbah cair yang terakhir hasil dari uji laboratorium Pusat Riset Gula Nasional. Besok pagi semua bahan sudah ada di meja saya. Tamunya akan datang pk 9.00!”, kataku.
“Baik Pak”.
“Ok saya pulang dulu!” aku berpamitan kepada sekretarisku.