Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tanda Mata Romo

18 Desember 2024   09:23 Diperbarui: 27 Desember 2024   23:05 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diambil bingkai foto tergeletak di samping wajah putrinya. Sang Ibu memberi kecupan rindu di foto itu lalu meletakkan berdiri menghadap ke arah putrinya.

"Maaf ya nak, belum bisa menghadirkan ulang tahun seperti tiga tahun yang lalu." Ibunya merayu lembut.

Mendengar itu, Febi yang menatap sela-sela bulu sembilan terkejut. Sesaat ia membalik badan.

"Hmmm..." Ibunya memperlihatkan tumpeng mini favorit Febi.

Sembari membangkitkan Febi dari tempatnya berbaring, Sang Ibu dengan tangannya yang lembut ikut memegang boneka hadiah terakhir kesayangannya itu.

"Febi sudah tahu boneka Angsa berbulu sembilan ini apa maksudnya!!"

Febi mengangguk. Sekejab Febi memeluk Sang Ibu sangat erat.

"Tahun depan genap delapan tahun ibu janji. Kita undang Paman Sulap lagi ya!" katanya lirih.

Sontak Febi tampak marah manja, "Nggak mau!! aku kira Paman Sulap yang kasih Angsa berbulu sembilan."

Sang Ibu tertawa lepas. Febi terlihat manja. Sang Ibu menunjukan sebuah tulisan dari rangkaian benang terselip di antara Angsa berbulu sembilan. 'Romo, 29 Februari'.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun