Diambil bingkai foto tergeletak di samping wajah putrinya. Sang Ibu memberi kecupan rindu di foto itu lalu meletakkan berdiri menghadap ke arah putrinya.
"Maaf ya nak, belum bisa menghadirkan ulang tahun seperti tiga tahun yang lalu." Ibunya merayu lembut.
Mendengar itu, Febi yang menatap sela-sela bulu sembilan terkejut. Sesaat ia membalik badan.
"Hmmm..." Ibunya memperlihatkan tumpeng mini favorit Febi.
Sembari membangkitkan Febi dari tempatnya berbaring, Sang Ibu dengan tangannya yang lembut ikut memegang boneka hadiah terakhir kesayangannya itu.
"Febi sudah tahu boneka Angsa berbulu sembilan ini apa maksudnya!!"
Febi mengangguk. Sekejab Febi memeluk Sang Ibu sangat erat.
"Tahun depan genap delapan tahun ibu janji. Kita undang Paman Sulap lagi ya!" katanya lirih.
Sontak Febi tampak marah manja, "Nggak mau!! aku kira Paman Sulap yang kasih Angsa berbulu sembilan."
Sang Ibu tertawa lepas. Febi terlihat manja. Sang Ibu menunjukan sebuah tulisan dari rangkaian benang terselip di antara Angsa berbulu sembilan. 'Romo, 29 Februari'.
TAMAT