Kini ganti aku yang memancing obrolan.
"Pak Udin enggak pengin menonton?" tanyaku dengan jari telunjuk ke arah televisi raksasa yang pas kebetulan sorot kamera ke arah Big Bos yang sekaligus pemandu program.
"Ngapain Mas, kurang kerjaan saja."
"Tapi, barangkali nih, tiba-tiba saja Big Bos bertanya, bagaimana?"
"Memangnya, selama ini, Big Bos pernah bertanya soal itu ke Mas Tomi?" ujar Pak Udin balik bertanya.
Aku menggeleng.
"Oh ya! Mas Tomi ini, menurutku orang paling lama yang dipilih Big Bos daripada teman-teman yang lain."
"Oh ya!" balasku dengan melempar senyum.
Pak Udin mengangguk kecil.
Malam itu kami berdua mengobrol santai tentang soal yang banyak. Dan kami sudah seperti bapak dan anak. Karena sudah pegang amplop tambahan, aku bisa ambil gorengan sesukaku.
"Hati-hati loh Mas, malam ini dingin sekali. Bisa mencret terlalu banyak cabai rawit." Ujar Pak Udin mengingatkan.