Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pada Satu Malam Kopi Nikmat Sekali

9 Desember 2024   07:53 Diperbarui: 3 Januari 2025   13:30 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurutku, justru malah pas dong. Cuaca dingin menikmati gorengan diiringi cabai rawit. Badan jadi hangat dan berkeringat. Biasanya, program debat yang dipandu Big Bos selesai tepat jam dua belas malam. Terkadang sedikit aku coba melirik ke layar raksasa itu perdebatan semakin panas. Sesaat aku izin sejenak untuk ke toilet. Pak Udin mempersilakan.

Dari sekian teman-temanku, hanya aku yang masih melajang. Sebetulnya usiaku sudah cukup untuk membangun sebuah mahligai rumah tangga, tetapi aku masih menikmati kesendirian ini. Sesaat, aku sudah bergabung bersama Pak Udin lagi dan melanjutkan obrolan. Pak Udin juga mengisahkan tentang pribadi Big Bos. Kalau sudah begitu suaranya mengecil. Di tengah pembicaraan, aku, lagi-lagi izin ke toilet.

"Betulkan! Apa kata saya tadi!" ujar Pak Udin meramal apa yang sedang menimpaku.

Kali ini badanku mendadak begitu terasa lemas. Sudah dua kali ke toilet belum juga tuntas mules yang aku rasakan. Pak Udin coba membongkar isi tasnya. Namun, dia tidak menemukan apa yang sedang dicarinya itu.

"Biasanya saya selalu bawa obat mencret." Ujarnya sembari menyusuri kantong-kantong kecil di tasnya.

"Pak Udin! Kayaknya ini parah." Ujarku bergegas lari menuju Toilet lagi. Sampai di toilet, kali ini harus menunggu antre. Sesaat, aku kembali. Pak Udin yang ikut gugup melihat tanganku menahan perut, lalu menunjuk ke arah gedung.

"Ke tangga darurat saja, Mas!"

Seketika, aku langsung bergegas menuju tangga darurat. Sebelum menyeberang jalan, tiba-tiba Pak Udin mengejarku. Memberi tahu agar aku pulang saja. Soal Big Bos, biar Pak Udin yang atur. Begitu katanya. Toilet yang dimaksud letaknya persis di bawah tangga darurat lantai dasar. Dan di lantai dasar ini, menjadi area parkir khusus untuk undangan tamu spesial. Aku hanya perlu memutar sedikit dari halaman depan.

Saat aku menyeberang jalan. Kulihat televisi raksasa itu sedang tegang. Sepertinya sesi debat semakin panas. Orang-orang yang kebetulan lewat berhenti sejenak turut menyaksikan. Kulihat jam di tangan, jarum pendek hampir mendekati angka dua belas, sedang jarum panjang menunjuk angka 45. Itu artinya 15 menit mendatang, program selesai.

Kalau saja ada lowongan nominasi sutradara terbaik, aku berencana mengikutsertakan Big Bos di perhelatan Piala Oscar. Ibarat sebuah film yang dibintangi Tom Cruise, di akhir kisah ia begitu tenang menyelesaikan misi-misinya sesuai waktu yang sudah ditargetkan. Persis seperti itu cara Big Bos memainkan irama di program debat yang dipandunya.

Badanku kali ini betul-betul kurang bersahabat. Ingin rasanya menggeber belalang tempur lalu pulang. Jarum jam di tangan menepi di angka 12 pas. Suasana parkir tidak lagi sepi. Terdengar sayup-sayup suara roda empat beranjak pergi. Kuraih tuas pintu, kubuka pelan-pelan. Belum sempat total terbuka terdengar suara penuh suka cita. Sebuah percakapan seperti tim bola yang didukung mati-matian baru saja menang telak. Naluriku berusaha mencari dari mana asal suara itu. Aku membungkuk mirip adegan detektif Conan mencari sebuah informasi berharga. Kuintip dengan sebelah bola mata, mereka orang-orang yang tadi perang urat saraf di dalam layar raksasa. Mereka saling merangkul pundak. Cengengas-cengenges. Berbagi sebatang rokok. Sesekali menepuk dada. Betul-betul akting yang memukau mirip artis papan atas jebolan Hollywood. Begitu ternyata cara mainnya. Bajingan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun