Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aroma Kasih dalam Rumah Lebkuchen

13 November 2022   10:10 Diperbarui: 13 November 2022   16:30 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merekatkan Lebkuchen | foto: HennieOberst 

Di meja pojok ruang kelas terdapat camilan dan minuman untuk dinikmati bersama. Di meja tiap anak terdapat satu paket lembaran roti jahe dan pelengkapnya yang siap dibentuk menjadi rumah Lebkuchen.

"Ma, sini." Romina berujar senang dan menarik kursi di sampingnya.

Mama membuka kotak yang berisi Lebkuchen. Aroma rempah menghampiri penciuman, wangi dan terasa segar. Romina mendekatkan kotak berisi lembaran roti kering jahe ke hidungnya. Mama tersenyum melihat tingkah putrinya.

Lebkuchen yang rasanya  manis dan umumnya berwarna cokelat dibuat dari campuran tepung, gula, dan rempah-rempah. Paduan kayu manis, jahe, pala, cengkih, bunga lawang, kapulaga, kulit lemon, lada hitam beserta gula dan tepung menghasilkan harum kue yang khas. 

"Aku ambil air ya." Romina berdiri dan membawa wadah cangkir kosong di atas meja dan berjalan ke arah dispenser di samping meja.

Mama mengaduk gula tepung dan sedikit air di dalam mangkuk kecil. Campuran ini nanti digunakan sebagai perekat lempengan roti dan juga untuk hiasan. 

Merekatkan Lebkuchen | foto: HennieOberst 
Merekatkan Lebkuchen | foto: HennieOberst 

"Lebkuchehaus ini nanti aku hadiahkan untuk oma dan opa."

"Mereka pasti senang sekali." Mama menimpali ucapan putrinya.

"Iya, Ma. Waktu aku ikut oma ke Bäckerei ada dijual Lebkuchenhaus mini. Süß, kata oma." Romina berceloteh sambil membantu mama yang sedang merekatkan lembarang kue.

"Harus dipegang agak lama biar nggak lepas." Mama mengingatkan Romina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun