"Schmeckt's?" Mama memandang putri kecilnya yang sedang menikmati setangkup roti dengan selai stroberi kesukaanya.
"Hmmm... lecker." Romina menjawab dengan mengangguk dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Gadis kecil usia sepuluh tahun ini tampak sangat bersemangat dan seperti tidak sabar menunggu kegiatan hari ini di sekolahnya.Â
Romina beranjak dari kursinya selepas menghabiskan roti dan secangkir cokelat susu hangat. Diletakkannya piring dan cangkir kosong ke dalam dishwasher. Mama membereskan sisanya dan menyalakan mesin pencuci piring yang terlihat sudah penuh.
"Mama datang jam berapa nanti?" Sambil mengikat tali sepatunya, Romina berujar.
"Jam 9. Nanti mama datang bareng mamanya Sophie. Ayo, sebentar lagi bus datang."Â
Pagi ini nampak cerah. Udara juga sangat hangat pada akhir musim gugur seperti ini, 8 derajat celsius. Hampir saja tadi Romina menolak memakai jaketnya dan lebih memilih hoodie. Panas, begitu menurutnya.
Romina berlari mengejar Sophie yang berjalan beberapa puluh meter di depan. Bus sekolah berjajar dengan nomor tertempel di bagian atas kaca depan. Petugas bus pendamping perjalanan berdiri di samping pintu bus yang terbuka menunggu anak-anak.
Mama berjalan pulang. Satu setengah jam lagi dia dan mama Sophie harus berangkat menuju sekolah. Â Hari ini semua orangtua siswa diundang untuk berkumpul di kelas anak mereka. Ini adalah kegiatan rutin menjelang akhir tahun. Acara sarapan dan membuat prakarya bersama.
Tahun ini kelas Romina membuat Lebkuchenhaus (Rumah Lebkuchen) atau roti jahe. Rumah-rumahan dari Lebkuchen dihiasi dengan gula-gula dan bonbon. Mengingatkan rumah penyihir dalam kisah dongeng "Hansel dan Gretel".
"Guten Morgen. Selamat datang untuk para orang tua." Terdengar suara guru kelas Romina membuka acara pagi itu.