Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aroma Kasih dalam Rumah Lebkuchen

13 November 2022   10:10 Diperbarui: 13 November 2022   16:30 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aroma kasih dalam rumah Lebkuchen | foto: Pixabay/ achim007—

"Schmeckt's?" Mama memandang putri kecilnya yang sedang menikmati setangkup roti dengan selai stroberi kesukaanya.

"Hmmm... lecker." Romina menjawab dengan mengangguk dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Gadis kecil usia sepuluh tahun ini tampak sangat bersemangat dan seperti tidak sabar menunggu kegiatan hari ini di sekolahnya. 

Romina beranjak dari kursinya selepas menghabiskan roti dan secangkir cokelat susu hangat. Diletakkannya piring dan cangkir kosong ke dalam dishwasher. Mama membereskan sisanya dan menyalakan mesin pencuci piring yang terlihat sudah penuh.

"Mama datang jam berapa nanti?" Sambil mengikat tali sepatunya, Romina berujar.

"Jam 9. Nanti mama datang bareng mamanya Sophie. Ayo, sebentar lagi bus datang." 

Pagi ini nampak cerah. Udara juga sangat hangat pada akhir musim gugur seperti ini, 8 derajat celsius. Hampir saja tadi Romina menolak memakai jaketnya dan lebih memilih hoodie. Panas, begitu menurutnya.

Romina berlari mengejar Sophie yang berjalan beberapa puluh meter di depan. Bus sekolah berjajar dengan nomor tertempel di bagian atas kaca depan. Petugas bus pendamping perjalanan berdiri di samping pintu bus yang terbuka menunggu anak-anak.

Mama berjalan pulang. Satu setengah jam lagi dia dan mama Sophie harus berangkat menuju sekolah.  Hari ini semua orangtua siswa diundang untuk berkumpul di kelas anak mereka. Ini adalah kegiatan rutin menjelang akhir tahun. Acara sarapan dan membuat prakarya bersama.

Tahun ini kelas Romina membuat Lebkuchenhaus (Rumah Lebkuchen) atau roti jahe. Rumah-rumahan dari Lebkuchen dihiasi dengan gula-gula dan bonbon. Mengingatkan rumah penyihir dalam kisah dongeng "Hansel dan Gretel".

"Guten Morgen. Selamat datang untuk para orang tua." Terdengar suara guru kelas Romina membuka acara pagi itu.

Di meja pojok ruang kelas terdapat camilan dan minuman untuk dinikmati bersama. Di meja tiap anak terdapat satu paket lembaran roti jahe dan pelengkapnya yang siap dibentuk menjadi rumah Lebkuchen.

"Ma, sini." Romina berujar senang dan menarik kursi di sampingnya.

Mama membuka kotak yang berisi Lebkuchen. Aroma rempah menghampiri penciuman, wangi dan terasa segar. Romina mendekatkan kotak berisi lembaran roti kering jahe ke hidungnya. Mama tersenyum melihat tingkah putrinya.

Lebkuchen yang rasanya  manis dan umumnya berwarna cokelat dibuat dari campuran tepung, gula, dan rempah-rempah. Paduan kayu manis, jahe, pala, cengkih, bunga lawang, kapulaga, kulit lemon, lada hitam beserta gula dan tepung menghasilkan harum kue yang khas. 

"Aku ambil air ya." Romina berdiri dan membawa wadah cangkir kosong di atas meja dan berjalan ke arah dispenser di samping meja.

Mama mengaduk gula tepung dan sedikit air di dalam mangkuk kecil. Campuran ini nanti digunakan sebagai perekat lempengan roti dan juga untuk hiasan. 

Merekatkan Lebkuchen | foto: HennieOberst 
Merekatkan Lebkuchen | foto: HennieOberst 

"Lebkuchehaus ini nanti aku hadiahkan untuk oma dan opa."

"Mereka pasti senang sekali." Mama menimpali ucapan putrinya.

"Iya, Ma. Waktu aku ikut oma ke Bäckerei ada dijual Lebkuchenhaus mini. Süß, kata oma." Romina berceloteh sambil membantu mama yang sedang merekatkan lembarang kue.

"Harus dipegang agak lama biar nggak lepas." Mama mengingatkan Romina.

"Iya, nanti rusak kuenya ya, Ma. Kasian nanti oma dan opa nggak dapat hadiah."

Minggu depan Romina bersama mama dan papa akan mengunjungi oma dan opa. Ada bingkisan untuk mereka untuk menyiapkan keperluan masa Advent yang sebentar lagi datang. Lebkuchen biasanya tidak ketinggalan karena opa sangat menyukai kue ini.

Kue jahe ini identik dengan penganan menjelang Natal, meskipun sebetulnya Lebkuchen bisa ditemukan sepanjang tahun. Sejak ratusan tahun sebelum Masehi roti jahe sudah dibuat di Mesir, mereka menyebutnya "Kue Madu"  karena dibuat dengan campuran madu.    

"Biarkan agak kering dulu baru kita hias." Mama berpesan pada Romina dan berjalan ke sudut ruang kelas dan mengambil secangkir kopi.

"Udah kering belum, Ma?" Romina tak sabar menunggu mama melihat rumah roti jahenya.

"Sepertinya sudah. Kamu bisa mulai menghias." Mama meletakkan bonbon warna-warni dan adukan gula dan air di hadapan Romina.

"Mama bantu aku ya."

Lebkuchen-Haus yang sudah jadi | foto: HennieOberst 
Lebkuchen-Haus yang sudah jadi | foto: HennieOberst 

"Danke, Ma. Susah ya bikinnya." Ucapan Romina membuat mama tertawa.

Lebkuchen akhirnya selesai. Senyum lebar menghiasi wajah Romina. Dia membayangkan senyum bahagia dan pelukan hangat oma dan opa saat menerima rumah roti jahe buatannya.

Hennie Triana Oberst
Germany, 12.11.2022
"Fiksi Kuliner"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun