Tanpa disapa Sujawat langsung menyapa salam pagi sang Jenderal dengan
membubuhi tugas yang tak ringan, agak sedikit berat mengucapkan, ada semacam tarik ulur antara keinginan dan kenyataan, keinginannya agar semua tentu baik-baik saja tapi kenyataan berkata terbalik
 "Pak Jenderal bisa tolong segera datang ke lokasi TKP?" kata Sujawat dari suaranya
terkesan buru-buru.
Jenderal Panco menahan jawaban, dia coba cerna dulu situasinya, mengingat nama TKP itu identik dengan sebuah peristiwa yang tentunya semua polisi harus sigap tatkala mendengar nama itu
 "dimana?"
"Jogja Pak."
"Jogja?"
"Iya Pak."
Tahan nafas sebentar, "oke saya akan datang langsung dari Jakarta, kira-kira dua jam
saya sampai Jogja," kata Jenderal Panco
"Baik Pak."
Komunikasi usai. Ada yang membuat Jenderal Panco bingung, dua ponsel berdering bersama nyaris tanpa jeda, makna isinya yang satu bernada mengancam, misterius, ingin mempertahankan diri sementara dari lapangan meminta agar segera mengungkap.Â
Apakah kedua hal ini saling berhubungan.
Kedua kaki Jenderal Panco sudah terangkat berjuntai di tepian ranjang tanpa menyentuh lantai maklum tubuhnya pendek. Jenderal Panco sedikit melenguh, malam yang sebetulnya indah namun harus bangkit dengan pagi yang menyiksa.Â